get app
inews
Aa Read Next : Prakiraan Cuaca Kota Banjar dan Sekitarnya, Kamis 11 April 2024: Pagi Hari Berawan  

10 Fakta Dugaan Kekerasan Terhadap Bocah 11 Tahun di Kota Banjar, Disiram Air Panas hingga Disekap

Rabu, 22 November 2023 | 19:20 WIB
header img
10 Fakta Dugaan Kekerasan Terhadap Bocah 11 Tahun di Kota Banjar, Disiram Air Panas hingga Disekap. Bibi Korban Memperlihatkan Hasil Rontgen. Foto: iNewsTasikmalaya.id/Budiana Martin

BANJAR, iNewsTasikmalaya.id – Sepuluh fakta dugaan kekerasan terhadap bocah 11 tahun di Kota Banjar.

Dugaan tindak kekerasan terhadap anak yang diduga dilakukan oleh orang tua terhadap bocah berusia 11 tahun di Kota Banjar, Jawa Barat, sangat menyayat hati.

Bagaimana tidak, korban berinisial AL yang semestinya mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tunya, tapi malah penderitaan yang diterima.

Kondisi AL yang memprihatinkan tersebut diungkap oleh bibi korban bernama Titin Khotimah (45) warga Desa Neglasari, Kecamatan Banjar, Kota Banjar.

Titin pun mengungkap cerita bagaimana kebengisan pelaku yang merupakan orang tua AL berinisal H (41) dan DH (38) terhadap keponakannya itu.

Berikut ini 10 fakta terkait dugaan penganiayaan terhadap bocah 11 tahun di Kota Banjar yang diungkap bibi korban:

1. Tidak Dirawat Sejak Lahir

Titin menyebut jika keponakannya tersebut sejak lahir tidak dirawat oleh kedua orang tuanya. AL memiliki saudara kembar berinisial AR.

Sejak lahir, keduanya dipisahkan. AL dirawat oleh kakek dan nenek dari ibunya di Kepel, Kabupaten Ciamis. Sementara itu, AR saudara kembar AL dirawat oleh orang tuanya di Kota Banjar.

"Kondisi orang tuanya kan kekurangan ekonomi, jadi si kembar ini sejak lahir dipisah. AL dirawat oleh orang tua ibunya di Kepel Ciamis," kata Titin kepada iNewsTasikmalaya.id, Rabu, (22/11/2023).

Titin menyebut, AL dan saudara kembarnya merupakan anak yang memiliki keterbelakangan mental sejak lahir.

"Tapi sejak lahir, perlakuan orang tuanya kepada AR berbeda dibanding kepada AL, sampai sekarang," kata dia.

Meski demikian, hal tersebut tidak menjadi persoalan karena AL dirawat dengan baik oleh kakek dan neneknya.

"Tapi pada Maret 2023 lalu, kakek dan nenek AL meninggal dunia, terpaksa AL dipulangkan ke orang tuanya di Banjar," kata Titin.

2. Orang Tua Mulai Menyiksa AL

Setelah kakek dan neneknya meninggal pada Maret 2023, AL tinggal bersama orang tua dan saudaranya di Kota Banjar. Di sana, AL mulai mendapatkan perlakuan kejam dari orang tuanya.

Sejak itu, AL pun sekolah di salah satu sekolah luar biasa di Banjar bersama saudara kembarnya.

Akan tetapi, AL memilih tidak sekolah karena kerap mendapatkan perlakuan yang keji dari saudara kembarnya.

"Dulu pas awal ke Banjar pernah sekolah, tapi waktu di sekolah AL sering mendapatkan perlakuan tidak baik dari saudaranya, jadi AL di rumah saja," tutur Titin.

3. Sering Disiksa Ayah dan Ibunya

AL sering menjadi korban kekerasan fisik dari ayah dan ibunya. Bahkan, pada satu kejadian, kakinya disiram dengan air panas hingga kulitnya melepuh dan badannya penuh luka.

"AL sering di pukul, terus kemarin di siram kakinya oleh air panas sampai kulitnya melepuh, badannya penuh luka," ungkap bibi korban.

4. Disekap di Rumah

AL tidak hanya mengalami penganiayaan secara fisik. Dia juga sering disekap di dalam rumahnya oleh kedua orang tuanya. Alasan mereka adalah AL dianggap nakal dan sulit diatur.

"Menurut keterangan orang tuanya, AL itu nakal, suka BAB sembarangan dan macam-macam gitu," jelasnya.

5. Sering Kelaparan

Dikatakan Titin, korban juga sering mengalami kelaparan karena jarang diberi makan oleh orang tuanya. Meski orang tua AL membantah klaim ini, tubuh AL terlihat sangat kurus.

"Badannya sampai kurus seperti ini, pengakuan AL katanya gak suka dikasih makan," kata Titin.

Tapi saat hal tersebut dikonfirmasi kepada orang tuanya, lagi-lagi mereka berdalih bahwa pernyataan tersebut tidak benar.

"Kata orang tuanya AL sering makan, bahkan sekali makan habis 3 piring, sedangkan ekonomi mereka sulit. Meski begitu saya kurang percaya, karena korban badanya kurus sekali," ucapnya.

6. Menahan Lapar dengan Makan Batu dan Daun

Untuk menahan lapar, AL terpaksa memakan batu kecil yang diambil dari dinding tembok dan kadang-kadang makan daun. Kondisi ini menjadi tanda kekurangan nutrisi yang parah.

"Dia (AL) kan lapar, terus disekap, akhirnya untuk menahan lapar korban memakan batu kecil yang di pocel (pretelin) dari dinding tembok, AL juga suka makan daun," ujarnya.

7. AL Kabur dari Rumah Orang Tuanya

Tekanan fisik maupun psikis yang diterima oleh korban membuatnya kabur dari rumah. AL berhasil kabur dari rumah orang tuanya pada 13 November 2023. Ia kemudian ditemukan oleh warga dalam keadaan lemah di dekat Polsek Banjar.

"AL kabur dari rumah dan ditemukan warga, saat itu ada warga yang merekam penemuan korban dan mengirimnya di medsos, saya melihat dan ada yang kirim, akhirnya saya datang ke Polsek Banjar karena katanya korban dibawa ke sana," kata Titin.

8. Kembali Disekap Orang Tua

Meskipun AL dibawa ke kantor polisi oleh warga, ia kembali disekap oleh orang tuanya setelah diambil dari Polsek Banjar.

Titin menceritakan, saat itu dirinya langsung mendatangi Polsek Banjar. Namun, sesampainya di kantor polisi, Titin mendapatkan keterangan bahwa AL adalah anak yang kabur dari rumah orang tuanya lalu dibawa ke Dinas Sosial Banjar.

Mendapatkan informasi demikian, Titin mengaku tidak menyusul AL ke Dinsos melainkan pergi ke rumah orang tua korban.

"Ketika sampai ternyata korban ada di rumahnya baru di bawa dari Polsek oleh orang tuanya, bahkan saat itu kata korban, ia disekap di dalam lemari," kata Titin.

Saat itu, Tintin hanya mendengarkan cerita dari orang tua korban tentang kelakuan AL dan alasan korban kabur dari rumah orang tuanya.

Orang tua korban bercerita bahwa AL adalah anak nakal yang suka buang air besar sembarangan dan tidak bisa diatur.

9. Bibi Korban Bawa AL ke Rumah Sakit

Titin mengatakan, saat di rumah orang tua korban, dia hanya mendengarkan cerita dari mereka. Ia pun berpamitan untuk pulang. Namun saat pamitan, ia mengajak Al ikut dan korban pun mau.

"Bibi mau pulang, AL mau ikut?? Terus AL bersedia ikut," kata Titin.

Titin pun mengajak AL ke rumahnya. Tapi setelah keluar dari rumah orang tuanya, Tintin membawa AL ke mantri terlebih dulu untuk mengecek kondisi kesehatannya.

“Kata mantri, telapak kaki AL pernah dikasih air panas, kemudian setelah ditanya, AL mengaku kakinya diberi air panas oleh ayahnya," ucapnya.

Titin kemudian membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Banjar agar mendapatkan perawatan.

Waktu di rumah sakit, ibu korban pun datang dan menjaga korban di ruangan tempat ia di rawat.

10. Ibu Korban Menyiksa AL Saat di Rumah Sakit

Saat dirawat di rumah sakit, AL bukannya mendapatkan perlindungan dari ibunya, ia justru memperole perlakuan kasar dari ibunya sendiri. Dilaporkan bahwa AL dicubit-cubit dan bahkan dibiarkan BAB tanpa penanganan.

"Saat di rawatkan saya tidak selalu di ruangan, terus disana kan ada ibu-nya, AL di jaga ibu dan saudaranya. Tapi saat saya ke ruangan banyak yang melaporkan pasien di sebelahnya bahwa korban dicubit-cubit oleh DH, bahkan korban BAB pun dibiarkan, saat itu saya fokus diruangan," ungkap Titin.

Informasi yang dihimpun, korban mendapatkan perawatan selama 3 hari di RSUD Kota Banjar. Korban pun diperbolehkan pulang oleh dokter yang menanganinya karena kondisinya mulai membaik.

Tintin menilai apa yang dilakukan oleh H dan DH ini sudah kelewatan batas. Ia semakin yakin setelah hasil rontgen keluar di mana hasil diagnosa terhadap kesehatan korban ternyata membenarkan cerita yang diungkapkan oleh keponakannya.

"Dari hasil rontgen tubuh AL terdapat luka-luka kekerasan dan di dalamnya ada batu kecil, ia juga mengeluarkan kotoran besar yang ada batu kecilnya. Bahkan korban dikatakan dokter itu kurang gizi, berarti apa yang diceritakannya itu memang benar," ungkap Titin.

Untuk perawatan AL, Titin mengaku siap untuk merawatnya. Saat ini secara administrasi kependudukan, korban pun sudah dimasukan ke kartu keluarga (KK) Titin di Desa Neglasari.

Kejamnya perlakuan yang diduga dilakukan oleh kedua orang tua AL membuat Titin, bibi korban, memutuskan untuk melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian Polres Banjar, agar mendapatkan tindakan hukum yang sesuai.

Saat dikonfirmasi, Kasat Reskrim Polres Banjar Iptu Usep Sudirman membenarkan jika pihaknya telah menerima laporan secara resmi dari keluarga korban terkait dugaan tindak pidana kekerasan terhadap anak.

"Iya, sudah ada laporannya, kami saat ini akan melakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan sejumlah saksi untuk menindak lanjuti kasus ini," ujar Iptu Usep.

 

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut