Jin yang menyamar sebagai Prabu Selang Kuning melanjutkan pemerintahan di Kerajaan Pulomajeti. Namun, kerajaan tersebut mengalami berbagai bencana dan kekacauan.
Seorang pandita dengan ilmunya menyadari bahwa raja yang memimpin bukanlah Prabu Selang Kuning yang asli, melainkan jin yang menyamar.
Setelah mengetahui hal tersebut, masyarakat tidak lagi melaksanakan perintah raja palsu. Jin tersebut kemudian melemparkan cincin curian ke laut selatan dan kembali ke wujud aslinya sebelum pulang ke negerinya.
Prabu Selang Kuning yang pergi ke arah selatan sering membantu nelayan dan menemukan cincinnya yang hilang di perut ikan. Setelah mengenakan cincinnya kembali, kesaktiannya pulih dan ia kembali ke Kerajaan Pulomajeti untuk mendampingi istrinya. Kerajaan Pulomajeti pun kembali aman dan sejahtera.
Melihat kerajaannya damai, Prabu Selang Kuning akhirnya meninggalkan kerajaan dan mewariskan cincin saktinya kepada anak cucunya.
Menurut cerita, cincin tersebut kemudian dimiliki oleh Syeh Syarif Hidayatullah. Sebelum pergi, Prabu Selang Kuning meninggalkan wasiat pada pohon Katubaya yang memiliki empat dahan, masing-masing melambangkan ilmu, kepangkatan, kekayaan, dan kuda Sembrani.
Wasiat ini turun-temurun hingga sekarang, dan Pulomajeti sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai daerah di Indonesia yang mencari berkah.
Editor : Asep Juhariyono