"Di Jawa Barat, jumlahnya telah mencapai ribuan kasus, dengan 88 kematian," jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa peningkatan kasus DBD ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk cuaca dan perilaku masyarakat.
"Penyebab peningkatan kasus DBD antara lain adalah cuaca dan perilaku masyarakat," ungkap Saefudin.
Meskipun angka kasus DBD di Kota Banjar sedikit berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun Saefudin mengingatkan bahwa situasi ini perlu diwaspadai.
"Walaupun jumlahnya sedikit berbeda dibandingkan tahun lalu, tetapi kita harus tetap waspada. Semoga kasus DBD di Kota Banjar bisa segera mereda," harapnya.
Pihaknya terus melakukan upaya untuk mengatasi penyebaran DBD di Kota Banjar, termasuk melalui pemberantasan sarang nyamuk dengan melibatkan lintas sektor.
"Penting bagi masyarakat untuk disiplin menerapkan langkah-langkah 3M plus, seperti menguras, menutup, mendaur ulang, dan menggunakan obat nyamuk di rumah," tandasnya.
"Langkah-langkah seperti fogging tidaklah cukup, karena hanya membunuh nyamuk dewasa. Oleh karena itu, langkah 3M plus menjadi lebih efektif," tambahnya.
Untuk mendukung upaya pencegahan DBD, pihaknya juga telah melakukan penyuluhan di lingkungan masyarakat dan sekolah-sekolah, serta pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah.
"Kami telah melakukan penyuluhan di sekolah-sekolah dan pemeriksaan jentik nyamuk untuk mencegah penyebaran DBD," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono