BANDUNG, iNewsTasikmalaya.id - Posisi terakhir lokomotif dan gerbong penumpang KA Turangga dan KA Bandung Raya pascatabrakan terlihat cukup mengerikan.
Dari hasil rekaman sejumlah video amatir terlihat kondisi rangkaian KA Bandung Raya lebih parah ketimbang KA Turangga.
Kabin lokomotif KA Bandung Raya tampak terlihat hancur. Sementara gerbong penumpang di belakangnya naik ke atas kabin lokomotif dan buntutnya berada di sawah. Satu lagi gerbong di belakang terguling.
Sementara rangkaian KA Turangga kondisinya agak mendingan. Baik lokomotif maupun rangkaian gerbong penumpang masih terlihat berderet berada di atas rel.
Lokomotif CC 206 1397 yang membawa rangkaian KA Turangga terlihat nyaris utuh. Begitu pula sembilan rangkaian gerbong penumpangnya.
Seperti diketahui, masinis dan pembantu masinis lokomotif KA Bandung Raya dikabarkan meninggal dunia. Keduanya memang berada di kabin lokomotif yang ringsek.
Bahkan salah seorang korban sempat terjepit di kabin dengan posisi seperti terduduk dengan kedua kaki terlihat menjuntai ke bawah.
Seorang korban meninggal lainnya, yaitu seorang pramugara KA Turangga diduga tengah berada di gerbong penumpang pertama yang terlihat agak ringsek.
Kedua kereta api tersebut bertabrakan di betulan Babakan DKA Sekitar 400 meter dari Stasiun KA Cicalengka, Jumat (5/1/2024) sekitar pukul 06.00.
Vice President (VP) Public Relations PT KAI, Joni Martinus, dalam keterangan persnya mengatakan, kereta api yang terlibat kecelakaan yakni KA Turangga relasi Surabaya-Bandung dengan nomor perjalanan P65A dengan KA Commuter Line (KA Bandung Raya) jurusan Stasiun Padalarang-Stasiun Cicalengka.
"Kedua kereta api penumpang ini mengalami tabrakan di antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka, tepatnya di KM 181 Babakan DKA Cicalengka," kata Joni.
Pihak PT KAI, lanjut Joni, saat ini mulai terjun ke lokasi untuk melakukan investigasi, termasuk mengetahui sebab-sebab terjadinya musibah.
"Saat ini kami belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut. Kami baru mulai melakukan investigasi untuk mengetahui berbagai hal termasuk penyebab kecelakaan," kata Joni.
Editor : Asep Juhariyono