get app
inews
Aa Read Next : Gerindra dan Nasdem Kabupaten Tasikmalaya Koalisi untuk Pilkada 2024

Subuh di Pesantren Para Syuhada

Sabtu, 29 Januari 2022 | 15:08 WIB
header img
Ponpes Sukamanah KH Zainal Musthafa yang Berada di Desa Sukarapih, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya. (Foto: iNewsTasikmalaya.id/Nanang Kuswara)


Shubuh di Pesantren Para Syuhada. (Foto: iNewsTasikmalaya.id/Nanang Kuswara)

Seperti diketahui, KH Zainal Musthafa yang memiliki nama kecil Umri ini lahir dari pasangan Ratmah dan Nawapi pada tahun 1901 silam di Kampung Bageur, Desa Cimerah, Kecamatan Singaparna, (kini Desa Sukarapih, Kecamatan Sukarame). 
Beliau memang sudah memperlihatkan watak keberaniannya dalam menentang segala bentuk penindasan dan kesewenang-wenangan. 

Dalam bimbingan sepupunya KH Zainal Muhsin di Ponpes Sukahideng semangat ruhul jihad tumbuh begitu kuat hingga dalam berbagai majelis taklim yang dihadirinya selalu berceramah tentang penentangan terhadap segala bentuk penindasan dan penjajahan.

Tahun 1927, Umri mendirikan Pesantren Sukamanah yang tak jauh dari Pesantren Sukahideng hingga pada tahun 1928 menunaikan ibadah haji dan berganti nama menjadi KH Zainal Musthafa. 

Pada tahun 1933 kemudian menjadi Wakil Rois Syuriah NU Cabang Tasikmalaya bersama sahabatnya KH Ruhiat Pimpinan Ponpes Cipasung dan terus menanamkan penentangan dan kebencian terhadap berbagai bentuk penjajahan disetiap ceramah serta kepada sekitar 700 santrinya.

Karena tindakannya tersebut kemudian sekitar tanggal 17 November 1941 KH Zainal Musthafa, KH Ruhiat, H Syirod, dan Hambali Syafei ditangkap Belanda dan dipenjara di Tasikmalaya yang kemudian dipindahkan ke Sukamiskin Bandung. 

KH Zainal Musthafa sempat dibebaskan, tetapi karena terus berceramah mengenai penentangannya yang kemudian ditangkap lagi sekitar 1942 bersama sahabatnya KH Ruhiat dan dipenjara di Ciamis. Namun kemudian dibebaskan oleh tentara Jepang yang mampu mengalahkan Belanda waktu itu.

Dari tiga isterinya, KH Zainal Musthafa memiliki lima putera dan puteri. Yakni dari isteri pertamanya Enoh dua anak Muhamad dan Siti Sopiah; dari isteri keduanya Anda memiliki satu anak (alm) Siti Juaeriah; dan dari isteri ketiganya Ecin Kuraesin memiliki dua anak (alm) Endang Nazarudin dan Atik.

Namun ternyata bergantinya kekuasaan dari Belanda ke Jepang tidak membuat keadaan berubah, berbagai bentuk penindasan dari penjajah semakin dirasakan menyengsarakan rakyat. 

Hingga membuat KH Zainal Musthafa membuat keputusan untuk melakukan perang terbuka terhadap Jepang dan dilakukan bersama ratusan santrinya dari dalam Pondok Pesantren.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut