get app
inews
Aa Text
Read Next : Lokasi dan Jadwal Samsat Keliling Kota Tasikmalaya Hari Ini, Senin, 16 Desember 2024

Kisah Liem Seeng Tee, Pendiri Rokok Sampoerna yang Pernah Jadi Buruh Pelinting Rokok

Jum'at, 09 September 2022 | 12:26 WIB
header img
Kisah Liem Seeng Tee mendirikan Sampoerna (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNewsTasikmalaya.idLiem Seeng Tee adalah seorang pendiri rokok Sampoerna yang memulai bisnisnya dari bawah. Sebagai seorang imigran yang berasal dari Cina dan mengadu nasib di Indonesia, jatuh bangun usaha telah dia rasakan hingga bisa menjadi pengusaha sukses.

PT HM Sampoerna yang didirikannya menjadi salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Bahkan, kapitalisasi pasar saham perusahaan rokok ini tercatat mencapai Rp343 triliun pada 30 Juli 2019.     

Lalu seperti apa kisah Liem Seeng Tee dalam mendirikan perusahaan rokok Sampoerna? Simak ulasannya berikut ini.

Kisah Liem Seeng Tee mendirikan Sampoerna

Lim Seeng Tee lahir di Fujian, Cina pada tahun 1893 dari keluarga miskin. Ketika berusia 5 tahun, ia yang merupakan piatu bersama ayah dan kakak perempuannya memutuskan untuk datang ke Indonesia dengan menumpang kapal dagang.

Namun sebelum sampai di Indonesia, sang kakak diadopsi oleh orang yang cukup berada di Singapura. Perjalanan pun dilanjutkan oleh Liem Seeng Tee dan sang ayah hingga tiba di Surabaya.

Setelah 6 bulan berada di Surabaya, Liem Seeng Tee harus kehilangan anggota keluarganya lagi. Sang ayah meninggal dunia setelah mengalami sakit keras.

Usia kepergian sang ayah, Liem Seeng Tee pindah ke Bojonegoro. Ia pun tinggal bersama sebuah keluarga kepercayaan ayahnya. 

Di Bojonegoro, Lie Seeng Tee banyak diajarkan ilmu perniagaan hingga membuatnya mandiri sejak usia dini. Ia bahkan memutuskan untuk pergi dari keluarga angkatnya demi mengadu nasib.

Untuk menyambung hidup, Liem Seeng Tee berjualan di gerbong kereta api jurusan Jakarta-Surabaya. Dari sanalah, uangnya terkumpul sedikit demi sedikit hingga mampu membeli sepeda.

Tak hanya berdagang, Liem Seeng Tee juga pernah bekerja sebagai buruh pelinting rokok di sebuah pabrik yang ada di Lamongan. Namun setelah menikah dengan Siem Tjiang Nio pada tahun 1912, ia berhenti dari pekerjaannya sebagai pelinting rokok dan menyewa warung di Surabaya.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut