Sayangnya, karena kesombongan Ratna Narekh, dia melanggar aturan di desa tersebut yakni larangan untuk menanggap gamelan dan juga tari-tarian, karena hal tersebut dapat mendatangkan seluruh penghuni ghaib hutan larangan (Alas daha) termasuk sosok penjaga, Sendang (danau) yaitu sosok siluman utusan Kerajaan Pantai Selatan Badarawuhi.
Bahkan Ratna Narekh sesumbar, “Bilamana benar ada ghaib yang datang karena hal yang aku lakukan, maka akan aku taklukan dan aku buat mereka semua bertekuk lutut kepada ku”.
“Hal itu tetap dilakukan dan memakan korban jiwa yang hilang tanpa terkecuali Ratna Narekh. Tragisnya, kematian Ratna Narekh akibat dirasuki oleh sosok Badarawuhi yang tak mau keluar dari jasadnya hingga akhirnya raga Ratna Narekh hancur dan Siluman Ular tersebut keluar,” ucap Mbah Gareng.
Lebih jauh, Mbah Gareng mengatakan, setelah kejadian tersebut Badarawuhi berniat melaporkan ke Kerajaan Pantai Selatan. Namun, Ratu Pantai Selatan menolaknya dan mengusirnya kembali ke Alas Larangan. Hingga saat ini cerita ini masih sangat kental di masyarakat yang meyakini bahwa sosok Badarawuhi menyerupai seorang wanita cantik menggunakan pakaian kebaya dan selendang hijau serta suka menari.
Editor : Asep Juhariyono