TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Baru-baru ini jagat perfilman Indonesia di hebohkan dengan film horor KKN Di Desa Penari yang sedang membooming di kalangan Masyarakat. Film yang diadaptasi dari salah satu cerita horor yang telah viral di tahun 2019 melalui Twitter tersebut, diambil dari sebuah kisah nyata sekelompok mahasiswa yang tengah melakukan program KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Penari.
Dalam film horor tersebut, disebutkan adanya sosok astral yang mengganggu mahasiswa yang tengah melaksanakan KKN yakni sosok Badarawuhi. Lalu siapakah sosok Badarawuhi ini?
Pakar supranatural Tasikmalaya, Mbah Gareng pun turut angkat bicara. Menurutnya, di masyarakat memang sudah banyak mitos-mitos yang berkembang mengenai tempat angker maupun cerita mistis. Bagi sebagian masyarakat, cerita mengenai misteri atau tempat menyeramkan memang ada yang mempercayai dan apa pula yang tidak mempercayainya.
"Sebenarnya yang membuat semakin horor adalah sosok siluman yang membuat cerita ini menjadi semakin fenomenal. Sosok itu adalah Badarawuhi," ujar Mbah Gareng, Senin (23/5/2022).
Dikatakan supranaturalis muda ini, sosok Badarawuhi adalah siluman yang diusir dari kerajaan Pantai Selatan karena dia telah merasuki seseorang bernama Ratna Narekh. Lalu siapakah Ratna Narekh ini sehingga membuat sosok Badarawuhi diusir dari kerajaan Pantai selatan?
Mbah Gareng menjelaskan, Ratna Narekh sebenarnya adalah salah satu penari dari tanah Jawa. Ia murid dari tokoh sakti mandraguna yang hidup pada masa Prabu Airlangga. Namun, suatu ketika gurunya berhasil dikalahkan oleh salah seorang empu bernama Empu Barada.
Ratna Narekh bersama ke empat murid lainya kemudian melarikan diri ke tanah Jawa dan berpencar dengan tujuan agar tak mudah di temukan. Dalam pelariannya, Ratna Narekh membawa Gaman (pusaka) yang diyakini adalah pusaka kedigjayaan dengan tujuan untuk menaklukan para makhluk halus dan orang jahat di wilayah hutan Jawa Tengah hingga Jawa Timur.
“Tapi sejak dinyatakan kepergian mereka kala itu, Ratna Narekh tak pernah lagi terdengar kabarnya, diduga dia terus mempelajari keilmuan dan haus akan ilmu-ilmu suprantural warisan gurunya. Dan ada sebagian kisah yang menyatakan Ratna Narekh hidup awet muda, hingga akhirnya tersiar kabar bahwa dia singgah di desa yang bernama Wonokromo. Kala itu desa tersebut dipimpin oleh kepala desa yang arogan kepada wanita. Semua wanita tak luput dari godaanya sekalipun wanita yang sudah memiliki suami,” kata Mbah Gareng.
Supranaturalis yang juga pengamat sosial Mbah Gareng menuturkan, hingga satu ketika kepala desa mendengar informasi tentang kedatangan wanita di desanya yang tak lain wanita itu adalah Ratna Narekh.
Tanpa pikir panjang, kepala desa itupun mendatanginya dan menawarkan Ratna Narekh untuk menginap di rumahnya. Ajakan itupun diterima oleh Ratna Narekh. Malam itu, Ratna Narekh tertidur. Kepala desa beserta beberapa anak buahnya berniat mengintip dan berniat kurang baik. Namun, karena ilmu kanuragan yang dimiliki Ratna Narekh, ketika mereka mencoba membuka pintu tersebut mereka secara tiba-tiba langsung terpental dan mati di tempat. Begitupun kepala desanya. Dari situlah dia diangkat untuk menggantikan posisi kepala desa.
Sayangnya, karena kesombongan Ratna Narekh, dia melanggar aturan di desa tersebut yakni larangan untuk menanggap gamelan dan juga tari-tarian, karena hal tersebut dapat mendatangkan seluruh penghuni ghaib hutan larangan (Alas daha) termasuk sosok penjaga, Sendang (danau) yaitu sosok siluman utusan Kerajaan Pantai Selatan Badarawuhi.
Bahkan Ratna Narekh sesumbar, “Bilamana benar ada ghaib yang datang karena hal yang aku lakukan, maka akan aku taklukan dan aku buat mereka semua bertekuk lutut kepada ku”.
“Hal itu tetap dilakukan dan memakan korban jiwa yang hilang tanpa terkecuali Ratna Narekh. Tragisnya, kematian Ratna Narekh akibat dirasuki oleh sosok Badarawuhi yang tak mau keluar dari jasadnya hingga akhirnya raga Ratna Narekh hancur dan Siluman Ular tersebut keluar,” ucap Mbah Gareng.
Lebih jauh, Mbah Gareng mengatakan, setelah kejadian tersebut Badarawuhi berniat melaporkan ke Kerajaan Pantai Selatan. Namun, Ratu Pantai Selatan menolaknya dan mengusirnya kembali ke Alas Larangan. Hingga saat ini cerita ini masih sangat kental di masyarakat yang meyakini bahwa sosok Badarawuhi menyerupai seorang wanita cantik menggunakan pakaian kebaya dan selendang hijau serta suka menari.
“Namun, dalam kemunculanya kerap ada juga yang melihat seperti wanita bertubuh ular, Wallahu alam,” jelas dia.
Begitulah cerita seputar sosok Badarawuhi dan latar belakang singkat Ratna Narekh yang diungkapkan Mbah Gareng. Diakhir ceritanya, ia berpesan agar selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan agar tidak mudah dirasuki mahluk-mahluk ghaib.
“Bagaimana pun kita adalah manusia dan lebih sempurna dari makhluk lainya. Selalu tingkatkan iman sehingga makhluk halus seperti siluman, setan dan sejenisnya tidak mudah menguasai kita,” pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono