Aktivis HMI Soroti Inkonsistensi Pemkot Tasikmalaya Sikapi Budaya Pengiriman Karangan Bunga di Jabar

"Hal ini demi memastikan bahwa gagasan yang baik tidak hanya menjadi sekadar wacana, tetapi benar-benar diimplementasikan di seluruh wilayah," terang dia.
Cepi juga mengajak masyarakat untuk mulai beralih ke bentuk apresiasi yang lebih bermanfaat, seperti memberikan benih padi, bibit pohon, atau bentuk sumbangan lain yang memiliki nilai keberlanjutan.
Ia menekankan bahwa budaya memberikan karangan bunga sering kali hanya menjadi formalitas tanpa manfaat jangka panjang, sementara jika digantikan dengan sesuatu yang lebih produktif, dampaknya akan jauh lebih besar bagi lingkungan dan ekonomi masyarakat.
"Dengan adanya ketidakkonsistenan ini, saya mendesak wali kota dan wakil wali kota dan Pemkot untuk lebih serius dalam menerapkan gagasan yang telah disuarakan oleh gubernur," paparnya.
Ia berharap, Pemkot Tasikmalaga lebih tegas dan mekanisme yang jelas agar ajakan untuk mengganti karangan bunga dengan benih padi dapat benar-benar diterapkan, bukan hanya menjadi sekadar seruan tanpa tindak lanjut yang konkret.
"Saya meminta kejelasan dari Pemkot mengenai alasan mereka membiarkan karangan bunga tetap ada, apakah ini bentuk ketidakpedulian terhadap pernyataan gubernur atau ada hal tertentu di baliknya?," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono