Nadiem berharap, ajang SJI ini bisa meningkatkan kualitas para wartawan agar setelah kembali ke lapangan bisa merangkum sebuah berita yang benar, komprehensif dan berintegritas.
Mendikbudristek mengungkapkan, dunia jurnalisme saat ini tengah bersaing dengan Artificial Intelegence (AI) atau kecerdasan buatan.
"Perkembangan teknologi yang ada saat ini harus dijadikan pijakan peningkatan jusnalisme di Indonesia. Bukan malah sebaliknya jadi alasan menurunnya kualitas jurnalisme," kata Nadiem.
Menurut Nadiem, teknologi telah merubah segala aspek termasuk sektor jurnalisme. Karena itu tidak ada alasan untuk terjadinya kualitas jurnalisme.
"Wartawan harus berkompetisi dengan AI sekarang. Kita harus berintegritas, berpikiran kritis, kita harus menulis dengan hati nurani, karena itu yang tidak dimiliki oleh mesin kecerdasan buatan,” kata Nadiem.
Sementara itu, Ketua PWI Pusat, Hendri Ch Bangun, mengatakan, SJI merupakan lanjutan dari program yang sebelumnya sudah digagas yaitu tahun 2016 lalu.
SJI merupakan program peningkatan kompetensi dan wawasan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Apalagi, menurut Hendri, SJI adalah ikon dari PWI yang sudah berjalan sejak lama.
“Pada saat pertama kali diadakan di Palembang tahun 2010, pemberi kuliah pertama adalah Presiden SBY. Untuk kali ini, multitasking jurnalisme menjadi andalan. Termasuk berpikir kritis, berwawasan kebangsaan, dan menjaga integritas,” ujar Hendri.
Editor : Asep Juhariyono