TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Puluhan mantan narapidana teroris (napiter) menjadi pemilih pemula pada Pemilu 2024 nanti walau usia mereka rata-rata sudah dewasa.
Pasalnya, semasa mereka masih menganut faham radikal, tak pernah sekali pun mengikuti Pemilu. Mereka beranggapan bahwa ikut Pemilu merupakan perbuatan syirik.
"Sekarang mereka sudah sadar bahwa mereka warga NKRI yang punya hak dan kewajiban dalam perhelatan demokrasi kita yakni Pemilu," kata Kepala Kesbangpol Kota Tasikmalaya, Ade Hendar, seusai silarurahmi dengan puluhan napiter dari Yayasan Ansorul Islam, di kantor Kesbangpol, Senin (27/11/2023).
Walau usia mereka sudah dewasa, lanjut Ade, mereka tergolong pemilih pemula karena baru kali ini mengikuti Pemilu, baik pemilihan legislatif maupun pemilihan presidan dan kepala daerah.
"Iya, mereka tergolong pemilih pemula karena baru kali ini mengikutinya. Kita bersyukur mereka kini jadi bagian masyarakat secara utuh kembali termasuk punya hak memilih," kata Ade.
Jumlah napiter dari Yayasan Ansorul Islam sebanyak 31 orang. Mereka sudah terdaftar di TPS sesuai domisili masing-masing napiter.
"Mereka diharapkan ikut aktif menjaga situasi tahapan Pemilu yang sedang berlangsung hingga tahun 2024," ujar Ade.
Salah seorang mantan napiter sekaligus Ketua Yayasan Ansorul Islam, Anton Hilman, mengakui baru kali ini mengikuti Pemilu.
"Usia saya sudah 42 tahun, tapi memang baru kali ini mengikuti Pemilu. Saya dengan ikhlas sebagai warga NKRI akan menyalurkan aspirasi pada saatnya nanti," tandas Anton.
Anton mengimbau ikhwan-ikhwan lainnya yang masoh berfaham radikal segera kembali ke pangkuan NKRI karena faham yang dianut selama ini ternyata salah.
"Faham yang selama ini kita anut ternyata salah setelah banyak literatur kita baca. Marilah kembali kr pangkuan NKRI dan menggunalan hak pilih sebagai warga negara yang baik," ajak Anton.
Editor : Asep Juhariyono