Neneng menuturkan, saat ini ia hanya menuruti perintah pemerintah yang akan membongkar bekas bangunan Terminal Cilembang akibat adanya salah seorang penghuni yang menjadikan tempat tersebut untuk penjualan minuman keras (miras), prostitusi online, perjudian, tempat penyimpanan anjing yang diduga juga dijadikan sebagai tempat transaksi jual-beli daging anjing.
Neneng berharap, pemerintah yang berwenang bisa memberikan bantuan kepada dirinya dan keluarganya untuk memberikan tempat tinggal sementara.
"Diturutin, sadar diri aja ibu juga. Bukan saya yang buat, kan orang lain yang berbuat salah, malah saya yang kebawa bawa. Jadi saya mohon kepada pemerintah sedikit banyak. untuk membantu kita yang tidak punya salah," paparnya.
"Tadi alhamdulillah dari Dinas Sosial Kabupaten Tasikmalaya sudah memberikan tempat tinggal sementara," pungkasnya.
Nasib serupa dialami Nani (50) warga Kecamatan Cibalong yang sehari-harinya berjualan kelapa muda di pinggir jalan masuk Eks Terminal Cilembang.
Akan dibongkarnya Eks Terminal Cilembang, membuat Nani dan suaminya kini tengah dalam situasi mengkhawatirkan. Pasalnya, dirinya tidak mempunyai biaya menyewa kendaraan untuk mengangkut barang-barang pribadinya.
"Lagi bingung, barang-barang mau dikemanain, mau dibawa ke rumah jauh apalagi tidak punya biaya," paparnya.
Menanggapi berbagai persoalan yang dialami para pedagang yang saat ini tengah memerlukan bantuan pengangkutan barang, Kasatpol PP Kabupaten Tasikmalaya, Dadang Tabroni menyebut, pihaknya siap membantu para penghuni jika diperlukan bantuan.
"Kami siap membantu mengantarkan, soalnya tadi kita sudah koordinasi dengan semua penghuni, jika perlua bantuan jangan sungkan hubungi kami," jelasnya.
Editor : Asep Juhariyono