TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Tim pengabdian dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Siliwangi (Unsil) melakukan edukasi pencegahaan stunting melalui pembuatan makanan pendamping ASI yang berbahan pangan lokal.
Kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam rangka program peningkatan kesehatan masyarakat (PbM-PPKM) itu digelar di Posyandu Edelweis, Kampung Sindanggalih, Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Sabtu (22/7/2023) pagi.
Kegiatan ini dalam pelaksanannya dilakukan oleh tim dosen FIK Unsil, di antaranya, Dr. Lilik Hidayanti, Dian Saraswati, M.Kes dan Nisafami Husnul, M.Gz .
Ketua Pelaksana Pbm-PPKM Dosen FIK Unsil, Dr. Lilik Hidayanti mengatakan, persoalan stunting masih menjadi problem di berbagai daerah, salah satunya di Kota Tasikmalaya. Sehingga pihaknya memberikan penyuluhan kepada para orang tua yang ada di Kampung Sindanggalih, Kecamatan Tawang melalui porgram pengabdian pada masyarakat.
"Sebenarnya dalam rangka pengabdian pada masyarakat yang dilakukan tim dosen FIK Unsil, ini terkait dengan masih adanya kasus stunting di Kota Tasikmalaya. Jadi dalam PbM ini kami mengambil tema edukasi tentang pembuatan makanan pendamping Asi yang berbahan pangan lokal," ucap Lilik
Lilik menuturkan, pihaknya ingin memberikan pemahaman bahwa untuk mendapatkan makanan yang bergizi masyarakat tidak harus membeli dengan yang harga mahal, tapi juga bisa didapatkan dan dikonumsi dengan makanan yang ada di sekitarnya.
"Biasanya kan ibu-ibu kalau untuk membuat makanan bayi itu kan biasanya beli, nah kita berusaha mencari pangan-pangan yang ada di sekitar masyarakat yang harganya relatif murah tetapi kandungan gizinya itu bagus, nah itu yang akan kami ajarkan kepada ibu-ibu yang ada di Posyandu Edelweis," jelas dia
Ia menjelaskan, selain membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya yang meminta untuk bisa menjadi orang tua asuh anak stunting. Dalam hal ini, Unsil mendapatkan tugas tuntuk menurunkan angka stunting yang berada di wilayah Puskesmas Kahuripan.
"Kami sudah berkoordinasi dengan tenaga petugas gizi (Tpg) di Puskesmas Kahuripan bahwa di wilayah-wilayah dengan cakupan balita yang banyak itu salah satunya adalah disini," kata dia.
Dalam pencegahan stunting sendiri, Lilik menyebut, peran orang tua dalam melakukan pengecekan kesehatannya sendiri sangat penting. Kalau secara rutin di pantau, maka petugas kesehatan atau TPG akan mampu mendeteksi secara dini, apakah sibalita itu mengalami gagal tumbuh atau tidak.
"Deteksi dini ini sangat penting, nanti kalau kita bisa menemukan kasus atau melakukan deteksi dini secara cepat, maka interpensi yang diberikan oleh petugas kesehatan yang di puskesmas itu juga akan cepat," papar Lilik
"Sehingga nantinya sebelum ada masalah gizi kurang atau masalah stunting ini sudah bisa diatasi dulu.Jadi prinsipnya adalah pencegahan sebenarnya yang lebih baik," tambahnya
Dengan bersinergi dan bekerja bersama-sama dalam menurunkan angka stunting, Lilik berharap, angka stunting di Kota Tasikmalaya terus mengalami penurunan.
"Semoga kami dari dosen FIK Unsil itu walaupun kecil tapi keberadaan kami mempunyai pengaruh dalam rangka menurunkan angka stunting ini. Sehingga kami bisa membantu program Pemkot, kemudian kami juga bisa bersinergi bersama sama untuk menurunkan angka stunting ini," harap dia
"Selanjutnya porgram untuk tahun 2024 kita harapannya stunting itu bisa 14 persen itu juga kami bisa berkontribusi untuk membantu kasus stunting tersebut," pungkasnya
Sementara, Kader Posyandu Edelweis, Ai Munawaroh menyambut baik dengan adanya penyuluhan yang dilakukan oleh para dosen dari FIK Unsil kepada warga di Kampung Sindaggalih.
"Tanggan saya sendiri ini sangat baik yah, karena disini itu, wilayahnya juga itu kurang sosialisasi, jadi dengan adanya penyuluhan dari tim dosen FIK Unsil bisa menambah-namah ilmu," kata Ai.
Ai berharap, angka stunting di Kampung Sindanggalih bisa terus berkurang dari adanya pemahaman yang sudah diberikan oleh para dosen tersebut.
"Mudah-mudahan yang stunting disinu bisa berkurang, sebab sasarannya banyak sekali khususnya di RW 016, selain itu diharapkaj warga disini juga bisa sadar mana makan yang baik dan mana yang tidak baik," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono