Andi mengaku, sejauh ini pihaknya tidak pernah mendapatkan sosialisasi dari pemerintah. Bahkan adanya proyek ini diketahuinya dari pemberitaan yang ada di media.
“Saya baru tahu di berita saja, bahkan tidak ada sosialisasi apapun, dan kami pun langsung datang ke sana (Pemkot) untuk bertemu dengan Wali Kota untuk menyampaikan apsirasi, tapi Wali Kota tidak ada," pungkasnya.
Pantauan di lapangan, anggaran yang digunakan untuk proyek pembangunan pedestarian di Jalan Cihideung dengan objek pekerjaan pembangunan penataan trotoar berasal dari dana alokasi umum (DAU) dengan total anggaran sebesar Rp5.489.410.000 dengan masa pekerjaan selama 110 hari.
Sebelumnya, Proyek pelebaran trotoar untuk pedestarian di jalan pusat perkotaan khususnya di Jalan HZ Mustofa dan Jalan Cihideung, Kota Tasikmalaya, menuai protes. Proyek pelebaran trotoar mirip Malioboro-nya Yogyakarta tersebut, mendapat protes dari para juru parkir, pedagang kaki lima (PKL) dan pemilik toko, saat masuknya dua alat berat pada Minggu (17/7/2022) malam.
Pantauan iNewsTasikmalaya.id, di jalan pusat pertokoan di Kota Tasikmalaya ini tampak kemacetan kendaraan panjang. Dua alat berat pun tampak berada di depan toko dan menggali bagian jalan pada Senin (18/7/2022).
Di sepanjang jalan pengerjayaan proyek pelebaran trotoar pun dipasang pagar sejenis spandek untuk menyekat jalan. Para PKL yang berada disekitar trotoar pun protes lantaran dagangan mereka menjadi sepi pembeli dan tak ada pemberitahuan sebelumnya.
Editor : Asep Juhariyono