CIAMIS, iNewsTasikmalaya.id – Ipayudin alias Ipay, sopir bus pariwisata Pandawa yang mengalami kecelakaan di tanjakan Pari, tepatnya di Dusun Paripurna, Desa Payungsari, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, akhirnya menyerahkan diri ke polisi.
Sebelumnya, Ipay kabur dari lokasi kecelakaan usai bus yang dikemudikannya menabrak sejumlah kendaraan dan rumah warga. Saat ini, sopir bus maut masih menjalani pemeriksaan intensif di Unit Penegakan Hukum (Gakkum) Satlantas Polres Ciamis.
Dihadapan penyidik, Ipay mengaku kabur lantaran takut dihakimi massa di lokasi kejadian. Selama dalam pelariannya, Ipay mendatangi cek poin bus PO Pandawa di sebuah rumah makan di daerah Limbangan, Kabupaten Garut.
Di cek poin, ia melapor ke pengurus PO Pandawa bahwa bus yang dikendarainya mengalami kecelakaan di daerah Panumbangan, Kabupaten Ciamis.
“Saya jujur gak lapor (ke polisi). Saya lapor ke pengurus PO saya (PO Pandawa) di rumah makan di Limbangan, Garut. Saya sempat istirahat, tidur di sana," ujar Ipay di Mapolres Ciamis.
Sopir bus PO Pandawa dengan nomor polisi DK 7307 WA itu mengatakan, busnya membawa puluhan penziarah asal Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten. Kejadian berawal saat para peziarah usai mengunjungi objek wisata Situ Lengkong, Panjalu, Ciamis dan akan melanjutkan perjalanan ke Cipatujah, Tasikmalaya.
“Saat itu, bus dalam kondisi baik. Rem kaki masih berfungsi. Sempat saya panaskan (mesin) supaya normal,” ucap Ipay, warga Balaraja, Tangerang, Banten ini.
Menurutnya, saat berangkat dari Situ Lengkong menuju Cipatujah, Tasikmalaya, kondisi bus dalam keadaan baik. Namun, dalam perjalanan, setibanya di turunan Jalan Raya Panjalu-Panumbangan, Dusun Paripurna, Desa Payungsari, Kecamatan Panumbangan, bus alami rem blong. Akibatnya, bus melaju tak terkendali hingga menabrak tujuh kendaraan lain dan empat unit rumah di lokasi kejadian.
“Saat di turunan, bus mengalami rem blong. Saya sempat memberitahukan kepada para penumpang, bus sedang mengalami rem blong. Saya dan penumpang panik. Setelah bus menabrak rumah dan berhenti, saya masih tetap dikemudi. Kaki saya terjepit setir,” kata Ipay.
Ia menyebut, dalam kondisi berlumuran darah, dirinya keluar dari bus. Ada warga yang iba melihat kondisinya kemudian memberikan baju bersih. Setelah membersihkan diri, Ipay pergi ke sebuah rumah makan di Limbangan, Garut.
Ipay menambahkan, dirinya siap mempertanggungjawabkan kecelakaan bus yang menewaskan empat orang dan melukai puluhan lainnya itu.
“Saat itu saya panik. Mau lapor ke perusahaan, HP (handphone gak ada). Akhirnya saya lapor ke pengurus PO di cek poin di Limbangan,” kata dia.
Editor : Asep Juhariyono