Ia menuturkan, dirinya bersama teman-teman sesama pedangan eceran minyak goreng sebelumnya telah berkeliling ke agen-agen lain dan sudah habis sejak dini hari dan stokna kosong.
"Ini harganya masih mahal jauh dari HET. Saat ini harga minyak goreng curah dari agen Rp19 ribu per liter. Antrannya parah. Stok minyak goreng kosong jadi langka dan gak ada yang sesuai HET Rp 11. 500 untuk dijual Rp 14 ribu per liter tidak ada. Pemerintah pada kemana, kacau," ucap dia.
Ia mengaku dirinya bersama pedagang lainnya sudah biasa membawa beberapa jerigen untuk mendapatkan minyak goreng curah yang hendak dijual kembali eceran.
Namun, ada beberapa pedagang lainnya yang pulang kembali karena sudah tak kebagian stok minyak goreng di agen tersebut.
"Setiap pembeli yang antre dibatasi jatahnya, hanya mendapatkan minyak goreng paling banyak 20 liter saja," jelas dia.
Warga lainnya, Anwar (45) mengaku bingung dengan aturan pemerintah tentang HET minyak goreng curah Rp14 ribu per liter, tapi kenyatannya beli di pasar Rp 25.000 per liter. Harga minyak goreng curah saat ini hampir sama dengan minyak kemasan di ritel atau pasar modern.
"Kayaknya ini bakal sama nasibnya sama minyak kemasan. Sudah subsidi dicabut barang banyak kan. Nah, ini juga sama minyak curah kalau nanti subsidi dicabut pasti stoknya melimpah lagi di pasaran, lucu," uhar Anwar.
Menurutnya, dia bersama warga lainnya sudah berkeliling mencari agen minyak goreng curah tapi sebagian besar stoknya menghilang dan selalu kosong. Sehingga aturan pemerintah tentang HET minyak goreng curah selama ini tak pernah dirasakan masyarakat Tasikmalaya.
"Jangankan minyak goreng curah sesuai subsidi, untuk dapatkan minyak curah harga mahal juga susahnya sudah seperti ini," kata dia.
Editor : Asep Juhariyono