Pasanggiri Mojang Jajaka Kota Banjar 2025, Merawat Budaya Lewat Generasi Muda

BANJAR, iNewsTasikmalaya.id – Upaya pelestarian budaya di Kota Banjar mendapat energi baru lewat gelaran Pasanggiri Mojang Jajaka 2025, yang diikuti puluhan pelajar dari tingkat SMA, SMK, dan MA. Ajang ini bukan sekadar kompetisi, melainkan wadah pembentukan karakter dan pewarisan nilai-nilai budaya Sunda kepada generasi muda.
Ketua Paguyuban Mojang Jajaka Kota Banjar, Intan Yuliani, menyebutkan bahwa antusiasme pelajar terhadap kegiatan ini cukup tinggi. Tercatat 75 peserta mengikuti tahap seleksi awal, dan 24 finalis terpilih dari berbagai sekolah akan melaju ke babak puncak atau grand final.
“Kami sangat bangga melihat semangat para peserta. Mereka tak hanya tampil menawan, tetapi juga menunjukkan kecakapan dalam wawasan budaya, kepemimpinan, serta komunikasi,” ungkap Intan, Minggu (18/5/2025).
Berbeda dari citra ajang pemilihan duta yang hanya menonjolkan penampilan luar, Pasanggiri Mojang Jajaka menekankan pentingnya karakter, kecerdasan, dan kepedulian terhadap budaya lokal. Para finalis diuji dalam berbagai aspek, mulai dari pengetahuan umum, sejarah lokal, hingga etika dan sikap dalam berinteraksi sosial.
Intan menambahkan, meski ajang ini tidak mendapat dukungan dana dari APBD karena kebijakan refocusing sejak masa pandemi, penyelenggaraan tetap berjalan berkat kerja sama erat antara alumni, donatur, dan komunitas peduli budaya.
“Kami bergerak secara mandiri, dan ini membuktikan bahwa semangat melestarikan budaya tidak akan padam meski dalam keterbatasan,” tegasnya.
Sementara itu, Wali Kota Banjar, Sudarsono, menyampaikan apresiasinya atas keberlangsungan kegiatan ini. Menurutnya, dalam dunia yang semakin modern, menjaga kearifan lokal menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama.
“Budaya adalah identitas. Kita tidak boleh membiarkannya luntur hanya karena arus globalisasi. Justru anak muda harus menjadi jembatan antara nilai tradisi dan inovasi,” kata Sudarsono.
Ia juga berharap ajang ini dapat terus menjadi sarana positif untuk mencetak generasi muda yang unggul, tidak hanya secara akademik tetapi juga dalam pemahaman nilai-nilai budaya yang membentuk jati diri bangsa.
Bagi Intan dan seluruh tim penyelenggara, Pasanggiri Mojang Jajaka adalah bentuk nyata dari pendidikan karakter berbasis budaya.
“Kami ingin ajang ini menjadi lebih dari sekadar kompetisi. Ini adalah panggung bagi generasi muda untuk menunjukkan siapa mereka, dari mana mereka berasal, dan apa yang ingin mereka wariskan untuk masa depan,” tutupnya.
Editor : Asep Juhariyono