BANJAR, iNewsTasikmalaya.id – Sepasang lansia, Nana Permana (78) dan Iah (77), menjalani hari-hari mereka di sebuah gubuk sederhana yang tidak layak huni di Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat.
Pasangan suami istri ini tinggal di gubuk seluas 3x3 meter yang berdiri di atas lahan milik orang lain, tanpa akses listrik atau sumber air yang memadai.
Gubuk mereka terdiri dari satu ruangan dengan dipan yang sudah tua dan tumpukan pakaian. Bagian lantai tanah gubuk tersebut juga berfungsi sebagai dapur tanpa sekat, yang sering kali terlihat berantakan dan kurang higienis.
Sebagian dinding gubuk bahkan terbuka tanpa pelindung, sehingga kerap kebasahan saat hujan.
"Kalau malam hari kami hanya menggunakan lampu baterai yang diisi ulang di masjid terdekat. Untuk air, kami mengandalkan bantuan tetangga," kata Nana, Sabtu (2/11/2024).
Nana menjelaskan, penghasilan dari pekerjaannya sebagai tukang jahit tak mencukupi untuk kebutuhan dasar, apalagi membayar listrik.
"Kami hanya punya lampu yang bisa bertahan sekitar empat jam saja, jadi hanya digunakan saat mendesak," ungkapnya.
Pasangan lansia ini berharap dapat bantuan untuk dapat hidup lebih layak. "Kami berharap ada yang membantu agar kami bisa tinggal di tempat yang lebih layak," kata Nana.
Respons Pemerintah Kota Banjar
Menanggapi kondisi pasangan lansia ini, Kabag Kesra Sekretariat Daerah Kota Banjar, Agus Mulyana, menyatakan bahwa pihaknya segera melakukan tindakan untuk membantu.
Pemerintah Kota Banjar langsung meninjau lokasi dan berencana memberikan bantuan konkret.
"Kami akan memulai dengan memfasilitasi pemasangan listrik, dan berkoordinasi dengan Baznas untuk membeli tanah, agar mereka tidak tinggal di tanah milik orang lain," ujar Agus.
Selain itu, pemerintah berencana memeriksa apakah Nana dan Iah telah terdaftar dalam program bantuan sosial, seperti PKH, BLT, atau beras rastra.
"Kami juga akan memastikan mereka mendapatkan bantuan sosial yang sesuai dengan kondisi mereka," tambah Agus.
Editor : Asep Juhariyono