BANJAR, iNewsTasikmalaya.id – Pasangan Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjar, Sudarsono-Supriana, menyampaikan pandangan mereka terkait pembangunan Kota Banjar yang dianggap belum memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat sejak pemisahan dari Kabupaten Ciamis.
Sudarsono, yang memiliki latar belakang sebagai anggota legislatif selama beberapa periode, menilai bahwa upaya pembangunan yang dilakukan pemerintah setelah Banjar menjadi kota adalah langkah awal yang penting.
"Setelah Banjar resmi menjadi kota, langkah awal yang dilakukan oleh pemerintah kota adalah membangun infrastruktur perkotaan, seperti jalan, saluran, perkantoran, dan fasilitas pendukung lainnya," ujarnya pada Senin (9/9/2024).
Mengenai kritik terhadap pembangunan yang dinilai tidak signifikan, politisi yang diusung oleh Partai Golkar dan PKB ini menjelaskan bahwa penurunan aktivitas pembangunan sebagian besar disebabkan oleh pandemi Covid-19.
"Pandemi Covid-19 telah berdampak besar pada pembangunan. APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Kota Banjar mengalami penurunan drastis, sehingga beberapa proyek pembangunan terpaksa dihentikan atau dikurangi," jelasnya.
Meski demikian, Sudarsono menegaskan bahwa pasangan Sudarsono-Supriana akan fokus pada upaya perbaikan, termasuk mengatasi rendahnya daya beli masyarakat.
"Kedepan, perhatian utama kami adalah meningkatkan daya beli masyarakat, dan setiap calon tentu memiliki pendekatan yang berbeda dalam mencari solusi," lanjutnya.
Sebelumnya, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjar, Bambang Hidayah dan Dani Danial Muhklis, juga mengkritik pembangunan di Kota Banjar yang selama 21 tahun dianggap belum memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Kritik tersebut disampaikan setelah mereka resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Banjar pada 29 Agustus 2024.
"Memang benar, infrastruktur di Kota Banjar sudah cukup baik, tetapi kesejahteraan masyarakat masih perlu perhatian lebih," ujar Bambang Hidayah dalam konferensi pers usai pendaftaran.
Bambang juga menyoroti rendahnya Upah Minimum Regional (UMR) Kota Banjar yang berada di peringkat terbawah di antara kota-kota lain di Jawa Barat.
"Kami berkomitmen untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan menarik lebih banyak investor agar UMR di Banjar bisa lebih baik," tegasnya.
Sementara itu, Dani Danial Muhklis, calon wakil wali kota, mengusung konsep kepemimpinan inklusif yang mereka sebut dengan jargon "Badami," yang berarti musyawarah.
"Kami ingin membangun Banjar melalui semangat kebersamaan dan kolaborasi. 'Badami' mencerminkan semangat ini, dan kami yakin semangat ini akan membawa kemenangan dalam pemilihan nanti," ungkap Dani.
Dalam visi dan misinya, pasangan "Badami" berharap Kota Banjar dapat berkembang menjadi kota yang mandiri, tangguh, dan berkembang di masa mendatang. Mereka juga berkomitmen untuk menuntaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan warga Banjar.
Pemanfaatan Aset dan Pengembangan Ciri Khas Kota Banjar
Dani juga mengkritik pengelolaan aset di Kota Banjar yang dinilai belum optimal. Banyak aset yang telah dibangun, tetapi belum memberikan keuntungan bagi daerah.
"Ini adalah tantangan besar bagi kami. Kami akan memanfaatkan jaringan yang ada untuk menarik investor ke Banjar, sehingga infrastruktur bisa lebih baik dan masyarakat memiliki kebanggaan terhadap kota ini," ujarnya.
Selain itu, Dani juga menyoroti kurangnya ikon atau ciri khas yang dapat dibanggakan dari Kota Banjar. Selama 21 tahun berpisah dari Kabupaten Ciamis, Banjar belum memiliki sesuatu yang monumental yang dapat diidentifikasi oleh warganya maupun orang luar.
"Ke depan, kami bercita-cita untuk membangun sesuatu yang bisa menjadi kebanggaan Kota Banjar. Jika Garut dikenal dengan dodolnya, Sumedang dengan tahunya, Banjar juga harus memiliki ikon seperti itu," jelasnya.
Optimalisasi Potensi Sungai Citanduy dan Pemberian Beasiswa
Dani juga menyinggung pentingnya memanfaatkan Sungai Citanduy yang memiliki potensi besar bagi Kota Banjar.
"Wali Kota saat ini sudah memiliki konsep untuk memanfaatkan Citanduy, dan kami berharap bisa melanjutkan konsep tersebut, seperti dengan menciptakan Water Way, yang akan menjadikan Banjar sebagai kota tujuan, bukan hanya kota transit," terangnya.
Dalam bidang pendidikan, Dani menegaskan bahwa mereka memiliki prioritas untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak berprestasi di Kota Banjar.
"Kami ingin mereka kembali ke Banjar dan bersama-sama membangun kota ini di masa depan," tutupnya.
Dengan pendekatan "Badami", pasangan ini berharap dapat menciptakan kepemimpinan yang inklusif dan melibatkan semua elemen masyarakat dalam pembangunan Banjar yang lebih baik.
Editor : Asep Juhariyono