BANJAR, iNewsTasikmalaya.id – Petani di Kelurahan Purwaharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat, menolak membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2).
Penolakan ini didasarkan pada masalah irigasi yang sudah bertahun-tahun tidak diperbaiki, sehingga sawah mereka tidak dapat diolah.
Lurah Purwaharja, Hendi Sumantri, mengungkapkan masalah ini saat acara panen raya padi bersama Penjabat (Pj) Wali Kota Banjar di area persawahan teknis Siluman Baru pada 27 Agustus lalu.
Menurut Hendi, sekitar 5 hektar sawah teknis di wilayah tersebut tidak mendapat suplai air dari saluran irigasi karena kebocoran yang parah.
"Air dari irigasi sering bocor, sehingga tidak sampai ke sawah," ujar Hendi pada Minggu (1/9/2024).
Petani di wilayah tersebut biasanya mengandalkan pasokan air dari saluran irigasi Sungai Cijolang.
Meskipun debit air dari sumber ini cukup tinggi dan seharusnya mampu mengairi seluruh area persawahan, kebocoran pada saluran irigasi membuat air tidak pernah mencapai lahan pertanian.
Saluran irigasi yang bocor ini tidak hanya mempengaruhi wilayah Purwaharja di Kota Banjar, tetapi juga kawasan Cisaga di Ciamis.
"Beberapa bagian dari irigasi yang masuk ke Kota Banjar memang sudah diperbaiki oleh Dinas PUPR, namun perbaikannya belum maksimal," tambah Hendi.
Karena kondisi yang memprihatinkan ini, banyak petani merasa tidak adil jika mereka tetap harus membayar PBB-P2. Bahkan, petugas yang biasanya menagih pajak pun bingung dan merasa sungkan untuk menagih, mengingat kondisi lahan yang tidak produktif.
"Terdapat sekitar 50 petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Santana di wilayah ini. Mereka menolak membayar pajak karena situasi sawah yang tidak terairi, dan petugas penagih pajak pun merasa dilematis," jelas Hendi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Banjar, Yoyon Cuhyon, melalui Kepala Bidang Pertanian, Yeti Sukmayati, membenarkan bahwa persawahan di wilayah tersebut memang tidak terairi dengan baik akibat kerusakan saluran irigasi.
Meskipun dinas terkait, dalam hal ini Dinas PUPR Kota Banjar, sudah berusaha memperbaiki saluran irigasi, kerusakan masih terus terjadi di bagian lain.
"Perbaikan sudah dilakukan, tetapi masih ada bagian yang rusak lagi, sehingga kondisinya tetap seperti ini," tutup Yeti.
Editor : Asep Juhariyono