Namun, setelah kejadian itu, Endin dan keluarganya terbangun dan panik, lalu berlari keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Mereka merasakan getaran di rumah seperti gempa, dengan genteng atap runtuh.
Kayu-kayu atap dapur dan belakang rumah mereka memang sudah lapuk. “Meskipun rumahnya permanen, kondisi atapnya sudah banyak kayunya yang lapuk dan bocor," kata Endang.
Khawatir dengan atap yang roboh, Endin dan keluarganya diungsikan ke sebuah rumah kos di RW yang sama pada malam kejadian.
"Saat ini, Endin dan keluarga tinggal di rumah kontrakan sementara dan dibantu oleh desa. Yang penting, mereka selamat dan barang-barang mereka sudah dievakuasi. Sekarang, rumah mereka sudah kosong," tambahnya.
Warga bersama aparat desa dan relawan membersihkan reruntuhan atap rumah Endin selama dua hari terakhir. Mereka membongkar seluruh atap rumah, termasuk gentingnya dan kayu penyangganya.
"Untuk sementara, Endin dan keluarganya tinggal di rumah kontrakan dan difasilitasi oleh desa," pungkas Endang.
Editor : Asep Juhariyono