get app
inews
Aa Text
Read Next : 4 Arti Mimpi Kehilangan Uang Menurut Pakar Metafisika Mbah Gareng

Mbah Gareng: Ritual Maut di Pantai Payangan Jember untuk Penyempurna Ilmu

Senin, 14 Februari 2022 | 21:17 WIB
header img
Mbah Gareng: Ritual Maut di Pantai Payangan Jember untuk Penyempurna Ilmu. (Foto: Ist)

TASIKMALAYA, iNews.id – Pakar supranaturalis Kota Tasikmalaya, Mbah Gareng angkat bicara terkait ritual maut di Pantai Payangan, Dusun Watu Ulo, Desa Sumberejo, Kecamatann Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu (13/2/2022).

Dari 24 orang peserta ritual di Pantai Payangan, sebanyak 11 orang di antaranya tewas terseret dan tergulung ombak sekira pukul 00.25 WIB. Dalam kejadian tersebut di kabarkan guru spiritual Nur Hasan (35) selamat.

Menurut Mbah Gareng, dari hasil pengamatan kaca batinnya bahwa ritual tersebut bertujuan untuk penyempurna ilmu yang sedang didalami atau dianutnya.

"Selama belasan tahun saya menjadi seorang paranormal, saya tidak pernah membuat acara aneh-aneh apalagi harus terjun ke lokasi yang bersinggungan langsung dengan alam bebas. Karena namanya ritual itu ya tidak sekonyong-konyong dilakukan begitu saja, kita perlu melihat cuaca dan kejadian di alam sekitar yang bisa saja terjadi," ujar Mbah Gareng, Senin (14/2/2022).

Ia menjelaskan, bahwa yang disebut ritual itu dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar faham akan makna ritual yang sebenarnya. Karena kalau dilakukan oleh orang yang belum mumpuni apalagi tidak faham akan makna ritual itu sendiri akan menjadi salah kaprah dan bisa membahayakan jiwa terutama di wilayah seperti laut atau gunung.

“Tujuan dari ritual ini diketahui juga punya maksud tujuan lain di antaranya kepangkatan. Artinya kepangkatan di sini adalah dengan tujuan untuk mencapai target mendapat level tertentu atau jenjang tertentu dalam sebuah karir pekerjaan,” jelasnya.

Penyempurnaan Keilmuan

Mbah Gareng juga memberikan alasan lain terkait ritual yang dilakukan sekelompok orang di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur. Dilihat dari sudut pandang supranatural, kata dia, pasti ada tujuan dalam sebuah ritual di antaranya untuk menyempurnakan sebuah tujuan keilmuan tertentu seperti kanuragan atau kesaktian, kebatinan dan lain-lain.

“Seharusnya hal ini tak perlu terjadi kalau sebagai seorang ahli spiritual tahu betul makna keilmuan yang sebenarnya, bukan hanya mencari kesakralan atau nilai mistis semata,” kata Mbah Gareng.

“Dan sangat disayangkan untuk orang-orang yang punya tujuan tertentu dalam hal ini seharusnya bisa lebih berhati-hati dan tidak ceroboh dalam mendatangi sebuah perguruan atau seorang praktisi supranatural, karena salah-salah  nyawa bisa dipertaruhkan,” sambungnya.

Tegas Mbah Gareng "Zaman sekarang ini banyak sekali orang yang mengaku ahli supranatural, dengan cara melakukan ritual-ritual aneh agar dianggap ini sungguhan, padahal pada faktanya itu semua NOL"

Ia menambahkan, masyarakat harus tetap hati-hati dan waspada dalam melakukan sesuatu hal apapun, jangan hanya karena hal duniawi menjadi orang yang mudah dibodohi oleh orang-orang yang mengatasnamakan supranatural.

“Supranatural dan spiritual sejati tidak hanya bicara tentang keghoiban saja, namun harus pandai membaca tanda-tanda alam jangan sampai alam murka dengan apa yang kita lakukan,” pungkasnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun MNC Media, semua korban berangkat bersama rombongan yang dipimpin Nur Hasan dari Kelompok Tunggal Jati Nusantara. Mereka berangkat dari rumah Nu Hasan di Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, berjumlah 24 orang. Mereka berasal dari Kecamatan Panti, Patrang, Sukorambi, Sumbersari, Ajung dan Jenggawah.

Rombongan sampai di Pantai Payangan untuk menggelar ritual bersama. Belum diketahui pasti ritual apa yang dilakukan mereka.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut