BANJAR, iNewsTasikmalaya.id - Pengamat politik di Kota Banjar, Jawa Barat, Dr. Asep Mulyana, mengatakan, bahwa situasi politik di wilayahnya tengah memanas, terutama dalam persaingan antara dua kekuatan politik utama, yakni Partai Golkar dan PDI Perjuangan.
Selama dua dekade terakhir sejak berdirinya Kota Banjar, Partai Golongan Karya (Golkar) dan PDI Perjuangan (PDIP) selalu membina kerjasama untuk meraih kemenangan dalam pesta demokrasi lima tahunan di Banjar.
Kemenangan Golkar dan PDIP di Kota Banjar memang telah menghasilkan pemerintahan yang efisien. Namun, hal ini juga menimbulkan ketidakseimbangan dalam kontrol pemerintahan, yang esensial dalam demokrasi substantif.
Dr. Asep, yang baru-baru ini menyelesaikan studi doktoralnya di Program Studi S3 Ilmu Politik UGM, memandang bahwa kesepakatan antara dua kekuatan politik besar, Golkar dan PDIP, berdampak negatif terhadap demokrasi. Demokrasi memerlukan kontrol publik yang efektif terhadap pemerintahan.
"Meskipun pemerintahan yang kuat diperlukan, tapi keberadaan oposisi yang kuat juga penting untuk memastikan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kebijakan pemerintah tetap sesuai dengan aspirasi rakyat dan kebutuhan publik," ungkap Asep, seperti dikutip iNewsCiamisRaya.id, pada Sabtu (16/3/2024).
Menurut Dr. Asep, pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, akan lebih baik jika Golkar dan PDIP tidak membentuk koalisi untuk merebut pemerintahan, sehingga tercipta keseimbangan antara kekuatan pemerintah dan oposisi.
"Pengalaman dua dekade Kota Banjar seharusnya menjadi pembelajaran bahwa dengan adanya koalisi antara dua partai besar, pemerintahan mungkin efektif, tapi hal itu juga menghilangkan kontrol dan pengawasan yang efektif terhadap pemerintah," tambahnya.
Namun, jika Golkar dan PDIP tetap berkoalisi dalam pilkada tahun ini, Dr. Asep berharap bahwa partai-partai lain di luar dua partai besar tersebut dapat membentuk koalisi yang solid untuk tetap menjaga keseimbangan kekuasaan. "Meskipun situasi seperti itu mungkin sulit terjadi jika Golkar dan PDIP tetap bersatu," ujarnya.
Golkar-PDI Perjuangan di Kota Banjar Bersiap untuk Persaingan Jika Berpisah
Ketua DPD Partai Golkar sekaligus Ketua DPRD Kota Banjar, Dadang Ramdhan Kalyubi, menyatakan kesiapannya menghadapi Pilkada 2024. Dengan perolehan suara yang signifikan dalam pemilihan legislatif pada 14 Februari 2024, Dadang yakin bahwa partainya akan kembali meraih kemenangan dalam pilkada mendatang.
"Kami akan melanjutkan tren positif Partai Golkar. Kami optimis meraih kemenangan dalam Pilkada 2024," katanya.
Terkait kemungkinan koalisi dalam Pilkada 2024, Dadang menyatakan bahwa Partai Golkar masih menunggu arahan dari pusat. "Kami masih menunggu arahan dari pusat terkait koalisi," ujarnya.
Mengenai kemungkinan bahwa Partai Golkar tidak akan berkoalisi kembali dengan PDIP, politisi yang dianggap sebagai calon potensial dalam Pilkada 2024 ini menyatakan bahwa Golkar akan selalu siap untuk menghadapi siapapun, termasuk pasangan calon yang didukung oleh PDIP.
"Kami akan siap. Golkar siap berhadapan dengan siapapun. Kami optimis meraih kemenangan dalam Pilkada Banjar," tegas Dadang.
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Kota Banjar, Nana Suryana, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Wali Kota Banjar periode 2018-2023, juga menyatakan kesiapannya untuk Pilkada Kota Banjar 2024. "Kami tentu siap untuk bertarung dalam Pilkada Kota Banjar 2024," ujar Nana.
Terkait koalisi yang akan dibentuk, Nana menyatakan bahwa hal tersebut masih dalam proses. "Kami akan siap berkoalisi dengan siapapun. Yang jelas, kami akan selalu siap untuk bertarung dalam Pilkada 2024," tambahnya.
"Dengan perolehan 6 kursi DPRD dalam pemilu 2024, kami memiliki modal dasar yang kuat yang meningkatkan semangat dan keyakinan untuk berpartisipasi dalam Pilkada 2024," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono