BANJAR, iNewsTasikmamlaya.id - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (Distan) Kota Banjar, Yoyon Cuhyon, mengungkapkan, bahwa penyaluran pupuk subsidi di wilayahnya masih berada pada tingkat yang rendah.
Yoyon mengatakan, bahwa penyaluran pupuk subsidi yang diperuntukkan untuk petani di Kota Banjar belum mencapai 100 persen dari total kebutuhan dalam satu tahun.
Bahkan, menurutnya, pada 2024 ini, penyaluran pupuk subsidi jenis NPK tifak baru akan mencapai 50 persen dari jumlah yang diterima oleh pemerintah untuk didistribusikan kepada petani di Kota Banjar.
"Kebutuhan pupuk di Banjar dalam satu tahun itu mencakup jenis urea sebanyak 2.007.060 kilogram dan NPK sebanyak 1.862.237 kilogram," ungkap Yoyon, seperti dikutip iNewsCiamisRaya.id pada Minggu, (14/1/2024).
Menurutnya, alokasi yang akan diterima untuk pupuk jenis urea baru mencapai 52,9 persen dari total kebutuhan, setara dengan 1.094.666 kilogram.
"Sedangkan untuk NPK, alokasi yang diterima baru mencapai 29,25 persen dari nilai kebutuhan atau 544.756 kilogram," ujarnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Yoyon mencoba mengusulkan penambahan kuota kepada Pemerintah Pusat guna mendapatkan dukungan di sektor pertanian, khususnya dalam pemenuhan pupuk bersubsidi.
"Usulan penambahan kami sesuai dengan rencana definitif kebutuhan kelompok atau RDKK, yaitu jenis urea sebanyak 982.394 kilogram atau 47,1 persen dari kebutuhan dan NPK sebanyak 1.337.571 kilogram atau setara dengan 70,75 persen dari kebutuhan," jelasnya.
Meskipun demikian, Yoyon mengakui bahwa belum mendapatkan informasi terkait penambahan pupuk bersubsidi untuk wilayah Kota Banjar.
Namun, dia menetapkan syarat agar mendapatkan pupuk subsidi, di mana para petani disarankan untuk menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP).
"Selain pemilik kartu tani, yang bisa membeli pupuk subsidi juga dapat menggunakan KTP. Alhamdulillah, alokasi pupuk di Kota Banjar ini sudah terlambat, dan pupuk subsidi diberikan hanya kepada pemilik Kartu Tani atau petani yang terdaftar dalam sistem informasi pertanian," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono