Menurut penjelasan dari Punduh atau kuncen Kampung Naga, asal usul nama Kampung Naga tersebut berasal karena lokasinya yang berada di lembah atau jurang.
Lembah atau jurang dalam bahasa Sunda disebut sebagai 'dina gawir'. Kata 'dina' merujuk pada kata 'di' dalam Bahasa Indonesia, sedangkan kata 'gawir' diartikan sebagai lembah atau jurang. Jadi 'dina gawir' dapat diartikan sebagai 'di lembah/di jurang'.
Kebiasaan orang Sunda melafalkan kata 'dina' menjadi 'na' saja. Alhasil, penyebutan 'dina gawir' dilafalkan menjadi 'na gawir'. Dari kata tersebut, lambat laun orang-orang jadi terbiasa menyebut 'na gawir' menjadi 'Naga' dan dijadikan sebagai nama kampung tersebut hingga saat ini.
Keunikan Kampung Naga
Kehidupan masyarakat Kampung Naga yang masih memegang kuat prinsip ketradisionalan merupakan hal yang sangat menarik. Mereka mempertahankan nilai-nilai luhur dan tradisi nenek moyang mereka.
Berikut adalah beberapa fakta unik mengenai aspek kehidupan masyarakat Kampung Naga yang masih memegang teguh prinsip ketradisionalan.
1. Masyarakatnya masih menghormati alam sekitar
Sikap masyarakat Kampung Naga yang masih menghormati alam sekitar menunjukkan kesadaran akan pentingnya melestarikan lingkungan dan sumber daya alam untuk generasi mendatang.
2. Warga Kampung Naga menolak penggunaan listrik dan teknologi modern
Mereka berkomitmen untuk mempertahankan gaya hidup tradisional dan membatasi pengaruh teknologi modern dalam kehidupan sehari-hari mereka.
3. Keseimbangan masyarakat yang masih memegang teguh ketradisionalan dan agama
Kehidupan masyarakat Kampung Naga yang masih memegang teguh ketradisionalan yang mereka miliki, namun sekaligus juga berimbang dengan agama yang mereka anut, yaitu agama Islam.
Editor : Asep Juhariyono