"Kerugian materi diperkirakan mencapai Rp 100 juta, dan penyebab kebakaran diduga berasal dari korsleting listrik," ucapnya.
Dari total 196 kejadian kebakaran selama tahun 2023, lanjut Uga, kasus korsleting listrik menjadi penyebab utama, yakni sebanyak 55 kejadian.
"Selain itu, pembakaran sampah yang merembet ke berbagai objek, seperti kebun, hutan, lahan, dan bangunan lainnya, tercatat sebanyak 58 kejadian," ungkapnya.
Uga menambahkan, dari 196 kejadian kebakaran tersebut, kebanyakan terjadi di Kecamatan Ciamis (31 kejadian), Pamarican (19 kejadian), Banjarsari (19 kejadian), Banjaranyar (16 kejadian), Kawali (14 kejadian), dan Rancah (14 kejadian).
Uga menyebut, bahwa Ciamis perlu terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya kebakaran untuk mencegah kerugian yang lebih besar.
Ia mengimbau kepada masyarakat Ciamis untuk selalu waspada terhadap bahaya kebakaran. "Kebakaran tidak mengenal musim, dan kewaspadaan harus tetap dijaga setiap saat," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono