get app
inews
Aa Text
Read Next : 24 Calon Asesor Ikuti Pelatihan Kompetensi dan Asesmen yang Digelar LSP P1 Unsil Tasikmalaya

Tim PPM Dosen FIK Unsil Tasikmalaya Latih Kader Kesehatan Kecamatan Banjar Dalam Pencegahan Stunting

Selasa, 01 Agustus 2023 | 09:11 WIB
header img
Tim PPM Dosen FIK Unsil Tasikmalaya Latih Kader Kesehatan Kecamatan Banjar Dalam Pencegahan Stunting. Foto: Istimewa

BANJAR, iNewsTasikmalaya.id - Tim Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya, memberikan pelatihan penguatan pencegahan stunting kepada 50 kader kesehatan di Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat, Kamis (27/7/2023).

Pelatihan penguatan yang diberikan Tim PPM FIK Unsil Tasikmalaya yang diketuai oleh Rian Arie Gustaman dengan anggotanya yaitu, Siti Novianti, Sri Maywati, dan Nurlina tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas maternal sebagai upaya pencegahan stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

"Pengabdian kemarin itu adalah pengabdian terkait dengan pencegahan stunting di Kecamatan Banjar. Jadi kita itu bagaimana menekankan kepada 1000 HKP untuk penanggulangan stuntingnya. Kemarin itu kegiatannya dihadiri oleh TPPS di wilayah Kecamatan Banjar. Yang dilatih itu adalah para TPPS, kader, para perangkat keluraham, dan sebagainya," ucap Rian Arie Gustaman, Senin (31/7/2023) pagi.

Ia menjelaskan, saat ini, stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia. Meskipun data prevalensi stunting di Indonesia cenderung menurun dari tahun-ke tahun, tetapi masih banyak wilayah yang angka prevalensinya di atas 20 persen.

Pemerintah memiliki target penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024. Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting memerlukan keterlibatan semua pihak, termasuk perguruan tinggi.

Kota Banjar merupakan salah satu lokus stunting di Jawa Barat, dan pada 2022 terdapat kerjasama antara BKKBN dan Unsil Tasikmalaya dalam upaya penanggulangan stunting di Kota Banjar.

"Di Banjar yang pertama itu adalah FIK punya kerjasama dengan Kota Banjar terkait dengan PBL atau kegiatan mahasiswa lainnya. Yang kedua, di wilayah Banjar ini sebenarnya kegiatan Tim Percepatan Penuruan Stunting (TPPS) nya sudah berjalan dengan baik. Ini terbukti ketika kita di sana. Sebetulnya, Banjar sedang ada study banding dari Kabupaten Bandung terkait dengan TPPS nya," kata dia.

Ia menambahkan, menurut UNICEF, penyebab langsung balita stunting adalah kurangnya asupan gizi dan penyakit infeksi. Kedua faktor ini berhubungan dengan faktor pola asuh, akses terhadap layanan Kesehatan, sanitasi lingkungan, dan akses terhadap makanan.

"Jika anak terkena stunting, maka anak akan lebih sering sakit karena rentan terkena infeksi, memiliki gangguan pertumbuhan otak sehingga kognitifnya terganggu, maupun risiko terkena penyakit degeneratif seperti terkena diabetes mellitus, hipertensi maupun penyakit kardiovaskuler di masa mendatang," jelas dia.

Dikatakam Rian, penanganan stunting tidak cukup hanya dengan pemberian gizi tambahan dan suplementasi makanan saja, tetapi juga melalui peningkatan kualitas lingkungan dan sanitasi yang meliputi penggunaan air minum yamg layak, kepemilikan jamban dengan tangki septik yang sesuai dengan standar dan penerapan praktik higiene induvidu/keluarga yang lebih baik seperti misalnya praktik cuci tangan pake sabun (CTPS).

"Nah, di sana, kami juga itu selain memberikan pelatihan dan Baby Scale atau timbagan bayi digital untuk bisa digunakan di posyandu agar pengukuran bisa lebih akurat," ujar Rian.

Ia menuturkam, dalam penanggulangan stunting perlu kerjasama multi sektor dan multi pihak mulai dari pemerintah (kementerian, lembaga, hingga pemerintah daerah), partisipasi aktif swasta, perguruan tinggi, masyarakat sipil termasuk LSM, NGO, perseorangan, mitra ,serta media atau yang dikenal dengan pendekatan pentahelik.

"Harapannya dengan diberikan pelatihan ini para kader dan para TPPS ini bisa lebih mengerti lagi bagaimana mengidentifikasi dalam pencegahan stunting di wilayahnya masing-masing," paparnya.

"Karena kita tahu banyak kesalahan-kesalahan penginputan, kesalahan-kesalahann dalam penyampaian data, dan ini terkait dengan kurang pengetahuannya itu," pungkasnya.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut