get app
inews
Aa Text
Read Next : BBWS Citanduy: Impounding Bendungan Leuwikeris Tidak Akan Ganggu Pasokan Air Irigasi di Kota Banjar

Kasus Pelecehan Seksual Santriwati oleh Guru Ngaji di Tasikmalaya, Korban Capai 9 Orang

Minggu, 12 Desember 2021 | 11:53 WIB
header img
Kasus Pelecehan Seksual Santriwati oleh Guru Ngaji di Tasikmalaya, Korban Capai 9 Orang. (Foto: iNewsTasikmalaya.id/Asep Juhariyono)

TASIKMALAYA, iNews.id – Belum reda kasus dugaan pelecehan seksual terhadap belasan santri di Kota Bandung oleh oknum guru ngaji, kini kasus serupa juga terjadi di Kabupaten Tasikmalaya

Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, dalam tiga pekan terakhir ini terus mendampingi para korban santriwati yang mengaku dicabuli guru pesantrennya sendiri. 

Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto mengatakan, dari hasil penelurusan yang dilakukan timnya, setidaknya  jumlah korban dugaan pencabulan yang diduga lakukan pleh seorang oknum guru ngaji di salah satu pondok pesantren mencapai 9 santriwati.

Kata Ato, kasus tersebut muncul ke permukaan setelah salah seorang korbannya melaporkan ke KPAID yang kemudian diikuti oleh para korban lainnya.

“Pondok pesantrennya sendiri berada di wilayah Tasikmalaya Selatan dan diketahui pelakunya pun sebagai salah satu pengurus yayasan pesantren tersebut,” ujar Ato, Minggu (12/12/2021). 

Menurut Ato,  motif dari dugaan aksi pencabulan kepada santriwati ini hampir sama dengan kasus asusila di Kota Bandung yang menimpa belasan murid perempuannya yang berusia antara 15 sampai 17 tahun. 

“Yang baru lapor ke polisi 2 korban. Semua korbannya ada 9. Kita sudah dampingi saat melapor ke Polres Tasikmalaya lima hari lalu. Pelakunya ini oknum ya di lembaga tersebut,” kata dia. 

Ato menuturkan, sebelum mendampingi para korban melapor ke polisi, pihaknya juga telah mengumpulkan bukti-bukti dan saksi-saksi atau keterangan para korban dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh gurunya. 

“KPAID akan terus mendampingi para korban dugaan pelecehan seksual ini. Kami juga akan terus memberikan trauma healing dan menjaga dampak psikologis dan sosial para korban,” ucapnya. 

Dikatakan Ato, menurut pengakuan para korban, mereka diduga dicabuli di lokasi pendidikan dengan modus pengobatan. Santriwati yang sakit diberi air minum kemudian terjadi perbuatan tak senonoh. 

“Aksi dugaan pencabulan ini dilakukan oknum saat sedang sepi, mulai dari tempat mengajar dan tempat lainnya di lingkungan pendidikan,” ujarnya. 

"Kita hanya menjalankan tugas Negara untuk melindungi para korban anak di bawah umur yang mengalami pelecehan seksual," sambung Ato. 

Ia menambahkan, sampai saat ini KPAID Kabupaten Tasikmalaya terus mendampingi para korban sampai kasus ini terungkap oleh pihak Kepolisian. 

"Kami terus berkoordinasi dengan para orang tua korban dan kami amankan para korban di lokasi yang sangat aman. Kita tunggu hasil penyelidikan kepolisian," pungkasnya. 

Kepala Polres Tasikmalaya AKBP Rimsyahtono membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan adanya kasus dugaan cabul oleh oknum guru di salah satu pesantren ke para santriwatinya di wilayah Kabupaten Tasikmalaya tersebut. 

Sejauh ini Unit PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya sedang menindaklanjuti laporan tersebut dan melakukan penyelidikan. "Siap, sudah ada laporan polisinya. Kami sedang tangani," singkat Rimsyahtono.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut