3. Korban tinggal serumah dengan nenek dan kakeknya
AKBP Suhardi menyebut jika korban tinggal bersama nenek dan kakeknya. Tempat tinggal korban cukup jauh dari pemukiman. Dari hasil olah TKP, sejauh ini tidak ditemukan adanya barang-barang berharga milik korban yang hilang.
“Barang bukti yang kita amankan ada pakaian korban dan beberapa barang lainnya yang ada di sekitar TKP,” ucap kapolres.
4. Jenazah korban akan diautopsi
Untuk memastikan penyebab kematian korban, polisi berencana melakukan autopsi terhadap jenazah korban. Autopsi akan dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Singaparna Medical Center (SMC) Kabupaten Tasikmalaya, pada Jumat (2/12/2022).
“Kita akan lakukan autopsi terhadap jenazah korban. Nanti akan diketahui penyebab kematiannya,” kata Kapolres Tasikmalaya AKBP Suhardi Hery Heryanto, Kamis (1/12/2022).
5. Nenek dan kakek korban ngungsi
Polisi memasang garis polisi di rumah nenek dan kakek pelajar SMP di Tasikmalaya yang tewas bersimbah darah. Pemasangan garis polisi tersebut dimaksudkan agar tempat kejadian perkara tetap steril atau tidak berubah.
Lantaran rumah masih dipasangi garis polisi, nenek dan kakek korban pun terpaksa mengungsi. Kini pasangan lanjut usia tersebut tinggal bersama anaknya yang masih satu kampung.
“Ngungsi sementara di rumah anaknya,” kata Kades Cipicung, Amir.
Itulah fakta-fakta pelajar SMP di Tasikmalaya yang tewas bersimbah darah di rumah neneknya di Kampung Beor, Desa Cipicung, Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya.
Editor : Asep Juhariyono