Hal senada diungkapakn salah seorang aktivis perempuan Tasikmalaya, Ipa Zumrotul Falihah. Gerakan perempuan di Tasikmalaya ini dalam mendukung kemendikbudristek yang tengah berusaha untuk mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda. Kebaya menyampaikan cinta, kebhinekaan, toleransi, organisasi, kepemudaan perempuan dan telah menyatukan aura cinta.
"Kami perempuan Tasikmalaya mendukung kebaya goes to UNESCO hingga ditetapkan sebagai warisan tak benda. Karena, kebaya digunakan oleh semua lapisan masyatakat di Indonesia berbagai suku, agama dan lainnya termasuk ke depan mengakampanyekan agar digunakan oleh pegawai negeri, BUMN, BUMD, pegawai mall, toko, dan lainnya agar terbiasa," ujarnya.
Kebaya fashion week Tasikmalaya turut dihadiri oleh model profesional Juan Fiona Sukapura. Menurutnya, gerakan perempuan di Tasikmalaya dalam mendukung program kebaya goes to UNESCO atau warisan budaya tak benda menjadi warisan dunia sangat luar biasa. Kebaya ini adalah identitas nasional maupun lokal yang harus ada generasi selanjutnya.
"Kami mendukung warisan budaya tak benda menjadi warisan dunia termasuknya ini bagian dari identitas bangsa. Karena sekarang sudah modern, setidaknya harus ada penyesuaian dari sisi motif dan desain sehingga sesuai dengan generasi sekarang ini," tuturnya.
Kegiatan yang digagas oleh GPTB ini mendapat apresiasi dari Ketua PKK Kota Tasikmalaya, Rukmini. “Ini sangat bagus ya. Para perempuan Tasikmalaya tampak begitu cantik dengan kebaya. Inin harus terus dilaksanakan atau dirutinkan. Mudah-mudahan kebaya ini menjadi warisan budaya tak benda yang diakui dunia,” ucapnya.
Editor : Asep Juhariyono