5 Keuntungan Menikahi Janda Ketimbang Gadis Perawan, Pria Belum Menikah Wajib Tahu

JAKARTA, iNewsTasikmalaya.id – Keuntungan menikahi janda ketimbang gadis perawan dapat Anda simak dalam artikel di bawah ini.

Menikah dalam agama islam adalah sunatullah. Dalam ajaran agama lain, menikah juga dianjurkan untuk mewariskan keturunan.

Bagi para pria, setidaknya ada dua pilihan terhadap perempuan mana yang kelak untuk dipilih sebagai pasangan hidupnya, apakah dia seorang gadis atau janda.

Memilih gadis atau janda sebagai pendamping hidup merupakan hak dari masing-masing pria. Namun, perlu diketahui terdapat 5 keuntungan bagi seorang pria jika ia memilih janda atau perempuan yang sebelumnya pernah menikah sebagai pasangan hidupnya.

Berstatus janda bukan berati menutup kesempatan bagi kaum hawa untuk kembali menemukan cinta sejatinya.

Pasalnya, bagaimana pun juga seorang janda adalah perempuan biasa yang memiliki hati dan bisa tertarik kepada siapapun lawan jenisnya.

Namun memang, tidak mudah bagi seorang perempuan untuk menjalin hubungan saat sudah menjadi janda.

Tentunya setiap orang memiliki seleranya masing-masing dalam memilih pasangannya. Ada yang menyukai pasangan dengan usia sebaya, lebih muda, atau justru yang telah pernah berkeluarga baik janda maupun duda.

Nah, kali ini iNewsTasikmalaya.id akan mengulas 5 keuntungan menikahi janda ketimbang gadis perawan sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber.

1. Lebih berpengalaman

Bertahan hidup dengan status janda tidaklah mudah bagi perempuan. Namun, jika mereka punya pasangan lagi, tentu saja akan memperlakukannya dengan baik karena mereka lebih berpengalaman.

2. Tidak manja

Seorang janda bisa mengurus dirinya sendiri saat Anda meningalkannya untuk bekerja. Anda tidak perlu khawatir karena dia tidak akan manja dan merepotkan Anda.

3. Tak banyak menuntut

Seorang janda yang telah memiliki anak akan cenderung tidak ingin banyak bermimpi tentang hubungan. Artinya, dia sama sekali tidak butuh seorang yang romantis, penuh dengan kata manja, drama, dan lain sebagainya.

Editor : Asep Juhariyono