Logo Network
Network

VIDEO: Pembangunan Insfrastruktur Suprastruktur Sarana Prasarana Prioritas Disdik Kota Tasikmalaya

Kristian
.
Sabtu, 24 Februari 2024 | 19:34 WIB

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RKPD 2025 Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tasikmalaya dilaksanakan di Aula RM Sambel Hejo, Jalan Mashudi, Kecamatan Tamansari, Rabu (21/2/2024).

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan. Turut hadir Sekertaris Komisi V DPRD Kota Tasikmalaya, Murjani, Bappelitbangda, dan peserta musrenbang lainnya.

Pada kesempatan tersebut, Ivan Dicksan, mengatakan, bahwa musrenbang ini jangan terjebak ke hal-hal yang sifatnya rutin atau hanya sekadar bicara pagu, kemudian program-program terus berulang-ulang. Namun, harus bisa jadi bahan evaluasi, mana program yang efektif  dan mana yang tidak.

"Ini kan harus tahu tujuannya. Nah, salah satunya ini kan ada indikator-indikator makro terkait dengan pendidikan. Rata-rata lama sekolah, harapan sekolah, indeks pendidikan di IPM. Nah, kita target misalnya berapa? Nah, untuk mencapai target itu, apa yang harus kita lakukan," kata Ivan.

"Satu program itu ujungnya akan dilihat. Misal ada anggaran sekian puluh miliar untuk kemiskinan. Angka kemiskinanya turun gak? Kalau gak turun ya gagal," tambah Ivan.

Menurut Ivan, Plt Kadisdik dan stakeholder lainnya harus berani menghasilkan dan merencanakan target-targetnya. "Dinas Pendidikan tidak bisa jalan sendiri, ada program-program yang harus match dengan disnaker, ada program juga yang kolaborasi dengan dinas sosial, dinas kesehatan, dan lainnya. Semua saling terkait," ungkapnya.

Plt Kadisdik Kota Tasikmalaya, Ucu Anwar, menyebut, bahwa masalah urgensi di disdik untuk diselesaikan di 2025. Sehingga aksesbelitas, infrastruktur, suprastruktur atau sarana prasana tersebut menjadi prioritas disdik di 2025 nanti.

"Tapi yang paling penting kita jangan melupakan marwah dari disdik adalah kurikulum. Ini roh pendidikan yang tidak pernah disentuh. Maka di 2025, saya ingin menggeser sensitivitas tentang kurikulum ini menjadi sebuah isu," ujar Ucu.

Dikatakan Ucu, kapasitas dan kemampuan guru ke depan harus bisa menjawab tantangan zaman yang terus berkembang dan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Menurutnya, ke depan akan banyak profesi atau pekerjaan yang hilang seiring dengan perkembangan dunia digital.

Ucu mencontohkan, seorang anak yang bercita-cita menjadi seoarng bankir, maka di 20 tahun yang akan datang ternyata satu profesi teller atau costumer service sudah tidak ada.

"Kita berpikir hari ini bukan untuk 1, 2 atau 3 tahun ke depan, tapi guru, para pendidik, dan pengajar harus berpikir tentang masalah pendidikian di 10 sampai 20 tahun ke depan. Maka dari sekarang kita harus bisa mengingatkan mereka, bahwa profesi itu harus kita bayangkan, kita asumsikan 10 atau 20 tahun yang akan datang," kata Ucu.

Ia menambahkan, yang menjadi persoalan pada zaman sekarang adalah sudah lupanya anak-anak tentang literasi atau keinginan untuk membaca. "Nah dengan teknologi sekarang, banyak anak yang bergeser keinginan karena memang sudah terpapar media sosial. Di sosmed itu banyak berbagai permainan, berbagai aplikasi yang tidak berbasis pendidikan," pungkasnya.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Berita iNews Tasikmalaya di Google News

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.