Dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencatat 663 kasus DBD dan 8 kematian, angka kasus tahun 2023 menunjukkan penurunan yang signifikan.
"Pada 2022, bulan Juli dan Agustus menjadi puncak kasus dengan lebih dari 70 kasus per bulan," ungkapnya.
Pelaksana program penanggulangan DBD, Pendi Supendi, mengimbau agar masyarakat tetap waspada meskipun kasus DBD rata-rata landai setiap bulan. Terutama dengan memasuki akhir November yang melihat turunnya hujan, sementara cuaca harian masih panas.
"Kondisi ini meningkatkan potensi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, vektor penyakit DBD," tandasnya.
Selain DBD, Dinkes Ciamis juga mencatat 3 kasus malaria pada tahun 2023. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap gigitan nyamuk yang dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk malaria dan filariasis.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait