8. Kembali Disekap Orang Tua
Meskipun AL dibawa ke kantor polisi oleh warga, ia kembali disekap oleh orang tuanya setelah diambil dari Polsek Banjar.
Titin menceritakan, saat itu dirinya langsung mendatangi Polsek Banjar. Namun, sesampainya di kantor polisi, Titin mendapatkan keterangan bahwa AL adalah anak yang kabur dari rumah orang tuanya lalu dibawa ke Dinas Sosial Banjar.
Mendapatkan informasi demikian, Titin mengaku tidak menyusul AL ke Dinsos melainkan pergi ke rumah orang tua korban.
"Ketika sampai ternyata korban ada di rumahnya baru di bawa dari Polsek oleh orang tuanya, bahkan saat itu kata korban, ia disekap di dalam lemari," kata Titin.
Saat itu, Tintin hanya mendengarkan cerita dari orang tua korban tentang kelakuan AL dan alasan korban kabur dari rumah orang tuanya.
Orang tua korban bercerita bahwa AL adalah anak nakal yang suka buang air besar sembarangan dan tidak bisa diatur.
9. Bibi Korban Bawa AL ke Rumah Sakit
Titin mengatakan, saat di rumah orang tua korban, dia hanya mendengarkan cerita dari mereka. Ia pun berpamitan untuk pulang. Namun saat pamitan, ia mengajak Al ikut dan korban pun mau.
"Bibi mau pulang, AL mau ikut?? Terus AL bersedia ikut," kata Titin.
Titin pun mengajak AL ke rumahnya. Tapi setelah keluar dari rumah orang tuanya, Tintin membawa AL ke mantri terlebih dulu untuk mengecek kondisi kesehatannya.
“Kata mantri, telapak kaki AL pernah dikasih air panas, kemudian setelah ditanya, AL mengaku kakinya diberi air panas oleh ayahnya," ucapnya.
Titin kemudian membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Banjar agar mendapatkan perawatan.
Waktu di rumah sakit, ibu korban pun datang dan menjaga korban di ruangan tempat ia di rawat.
10. Ibu Korban Menyiksa AL Saat di Rumah Sakit
Saat dirawat di rumah sakit, AL bukannya mendapatkan perlindungan dari ibunya, ia justru memperole perlakuan kasar dari ibunya sendiri. Dilaporkan bahwa AL dicubit-cubit dan bahkan dibiarkan BAB tanpa penanganan.
"Saat di rawatkan saya tidak selalu di ruangan, terus disana kan ada ibu-nya, AL di jaga ibu dan saudaranya. Tapi saat saya ke ruangan banyak yang melaporkan pasien di sebelahnya bahwa korban dicubit-cubit oleh DH, bahkan korban BAB pun dibiarkan, saat itu saya fokus diruangan," ungkap Titin.
Informasi yang dihimpun, korban mendapatkan perawatan selama 3 hari di RSUD Kota Banjar. Korban pun diperbolehkan pulang oleh dokter yang menanganinya karena kondisinya mulai membaik.
Tintin menilai apa yang dilakukan oleh H dan DH ini sudah kelewatan batas. Ia semakin yakin setelah hasil rontgen keluar di mana hasil diagnosa terhadap kesehatan korban ternyata membenarkan cerita yang diungkapkan oleh keponakannya.
"Dari hasil rontgen tubuh AL terdapat luka-luka kekerasan dan di dalamnya ada batu kecil, ia juga mengeluarkan kotoran besar yang ada batu kecilnya. Bahkan korban dikatakan dokter itu kurang gizi, berarti apa yang diceritakannya itu memang benar," ungkap Titin.
Untuk perawatan AL, Titin mengaku siap untuk merawatnya. Saat ini secara administrasi kependudukan, korban pun sudah dimasukan ke kartu keluarga (KK) Titin di Desa Neglasari.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait