Masjid Agung Manonjaya juga telah dinyatakan sebagai bangunan cagar budaya atau cultural heritage oleh Badan Arkeologi RI tertanggal 1 September 1975 tersebut.
“Keunikan lainnya dari masjid ini adalah adanya Mustaka atau Memolo yang dipercaya merupakan peninggalan Syekh Abdul Muhyi Pamijahan yang disimpan di bagian atap tertinggi masjid,” ungkap Pengurus DKM Masjid Agung Manonjaya, Rusliana.
“Meskipun memolo ini merupakan kekhasan bangunan masjid di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur pada masa hindu, tetapi memang diadaptasi pada pembangunannya di masa itu,” sambung dia.
Masjid ini sempat ambruk akibat bencana, mulai gempa bumi 1977, meletusnya Gunung Galunggung 1982, hingga gempa bumi 2 September 2009 yang mengakibatkan bangunan masjid harus mendapatkan perbaikan.
Renovasi dilakukan, akan tetapi tidak meninggalkan bentuk aslinya yang terus dipertahankan hingga saat ini termasuk khasnya warna hijau dan putih yang mendominasi.
Editor : Asep Juhariyono