392 Warga Ciamis Terjangkit DBD, Satu Orang Meninggal

CIAMIS, iNewsTasikmalaya.id – Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman serius di Kabupaten Ciamis. Selama enam bulan pertama tahun 2025, sebanyak 392 warga Ciamis tercatat terserang penyakit ini. Satu orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
Data tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Ciamis, H. Edis Herdis, pada Selasa (17/6/2025). Menurutnya, meski secara keseluruhan tren kasus DBD menunjukkan penurunan dari bulan ke bulan, masyarakat tetap diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama menghadapi musim pancaroba.
“Dari Januari sampai pertengahan Juni 2025, kami mencatat 392 kasus DBD di seluruh wilayah Ciamis. Jumlah ini memang menurun dibanding awal tahun, tetapi potensi penularan masih tinggi karena kondisi cuaca yang tidak menentu,” ujar Edis.
Rincian kasus per bulan menunjukkan bahwa bulan Januari menjadi puncak dengan 103 kasus. Pada Februari, angka turun menjadi 86 kasus, namun satu di antaranya berakhir tragis dengan kematian. Selanjutnya, Maret mencatat 67 kasus, April 56 kasus, Mei 50 kasus, dan hingga pertengahan Juni telah terdata 30 kasus.
Penyakit ini tidak memandang usia. Dari total 392 kasus, kalangan usia produktif (15-44 tahun) menjadi yang paling banyak terdampak, yaitu sebanyak 185 orang. Sementara itu, usia di atas 45 tahun menyumbang 111 kasus, disusul kelompok anak dan remaja usia 5-14 tahun sebanyak 70 kasus termasuk satu korban jiwa.
Untuk anak balita usia 1-4 tahun, tercatat ada 23 kasus, dan bahkan bayi di bawah 1 tahun pun tidak luput, dengan 3 kasus tercatat.
“Ini menjadi peringatan bagi kita semua bahwa DBD bisa menjangkiti siapa saja, dari bayi hingga lansia. Karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan menyeluruh oleh seluruh elemen masyarakat,” tegas Edis.
Selain itu, Dinkes Ciamis juga mencatat bahwa dari 392 penderita, 189 di antaranya adalah laki-laki dan 203 perempuan, menunjukkan bahwa penyebaran penyakit ini relatif merata di semua gender.
Puskesmas Ciamis Paling Banyak Tangani Kasus
Berdasarkan wilayah, Puskesmas Ciamis menjadi yang paling tinggi menangani kasus, yakni sebanyak 82 pasien. Disusul oleh wilayah kerja Puskesmas Handapherang (29 kasus), Sadananya (26), Imbanagara (23), Cijeungjing (22), Cikoneng (22), Lumbung (19), Kawali (16), Cipaku (16), dan Sindangkasih (16 kasus).
Wilayah-wilayah ini terus menjadi perhatian Dinas Kesehatan karena tren kasus yang relatif tinggi dibanding kecamatan lain. Upaya pencegahan dan pemberantasan sarang nyamuk pun terus ditingkatkan.
Gerakan PSN dan 3M Plus Ditingkatkan
Untuk menekan angka penyebaran, Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis bekerja sama dengan berbagai komunitas dan puskesmas menggelar gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M Plus di berbagai wilayah, bertepatan dengan peringatan Hari DBD Tingkat ASEAN (ASEAN Dengue Day) pada Minggu (15/6/2025).
Gerakan 3M Plus meliputi menguras tempat penampungan air secara rutin, menutup tempat penampungan air, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Sementara plus-nya mencakup langkah-langkah tambahan seperti menggunakan obat anti-nyamuk, memasang kelambu saat tidur, serta melakukan pemantauan jentik nyamuk di lingkungan rumah.
Edis mengajak masyarakat untuk aktif dalam program ini, karena keberhasilan pemberantasan DBD tidak cukup hanya mengandalkan tenaga kesehatan.
“DBD tidak bisa diselesaikan hanya oleh tenaga medis. Kuncinya ada di masyarakat. Kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah genangan air menjadi faktor paling penting,” ujarnya.
Waspada Saat Pancaroba
Saat ini, kondisi cuaca di Kabupaten Ciamis tergolong tidak stabil, dengan pergantian cepat antara hujan dan panas. Situasi ini sangat mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD.
Oleh karena itu, masyarakat diminta tetap waspada meskipun angka kasus mengalami penurunan. Masa pancaroba sering kali menjadi waktu rawan karena banyak genangan air yang muncul sebagai tempat berkembangnya jentik nyamuk.
“Kalau kita lengah, penurunan kasus ini bisa kembali naik. Maka kami imbau seluruh warga untuk terus melaksanakan PSN secara mandiri di lingkungan masing-masing. Cegah sebelum terlambat,” tutup Edis.
Editor : Asep Juhariyono