Kepala Desa Sukamulya Mundur, Kabag Hukum Setda Ciamis Klarifikasi Isu Viral

CIAMIS, iNewsTasikmalaya.id – Kepala Desa Sukamulya, Kecamatan Purwadadi, Dodi Romdani, resmi mengundurkan diri pada Oktober 2024 untuk memenuhi komitmen dengan perusahaan tempatnya bekerja sebelumnya.
Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Ciamis, Deden Nurhadana, menjelaskan bahwa keputusan tersebut telah diproses sesuai aturan yang berlaku.
"Beliau sudah menyampaikan pengunduran dirinya dan berangkat ke luar negeri pada November 2024. Namun, pada 18 Januari kemarin, beliau sempat pulang ke Indonesia karena kondisi kesehatannya menurun," ujar Deden saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (14/2/2025).
Deden menambahkan bahwa Dodi sebelumnya menjabat sebagai kepala desa selama enam tahun dan sejak awal hanya berniat menjabat satu periode.
Namun, karena adanya perpanjangan masa jabatan, ia memutuskan mundur untuk memenuhi komitmennya dengan perusahaan tempat bekerja sebelumnya.
"Pada Oktober lalu, pihak perusahaan datang ke Bandung untuk membahas rencana keberangkatan Pak Dodi ke Jepang," ungkap Deden.
Pengunduran diri Dodi telah diproses sesuai mekanisme yang berlaku.
"Kami memproses keputusan bupati terkait pemberhentian kepala desa, dan pada 12 Februari kemarin telah dilakukan pelantikan kepala desa PAW," jelas Deden.
Keputusan ini diambil sesuai regulasi yang menyatakan bahwa jika sisa masa jabatan kepala desa lebih dari satu tahun, maka harus diangkat kepala desa Pengganti Antar Waktu (PAW).
Terkait isu yang viral di media sosial mengenai status jabatannya, Deden meluruskan kabar yang beredar. Foto dirinya digunakan oleh pihak-pihak tertentu dalam pemberitaan tentang Kepala Desa Sukamulya. Ia menegaskan bahwa dirinya bukan kepala desa.
"Kalau ada yang menyangka saya kepala desa, saya tidak masalah, tapi tolong hargai keluarga kami. Sebenarnya, saya adalah Kepala Bagian Hukum Setda Kabupaten Ciamis," tegas Deden.
Pernyataan Deden diharapkan dapat mengklarifikasi kesalahpahaman di masyarakat terkait jabatan yang diembannya. Ia juga mengimbau agar masyarakat lebih bijak dalam menerima informasi yang beredar di media sosial.
Editor : Asep Juhariyono