Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa program ini merupakan bentuk kerjasama antara PLN dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Pertanian, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat.
Dengan cara ini, lahan-lahan yang tadinya kering dan tidak produktif dapat kembali hijau dan memberikan manfaat ekonomi.
"Dengan program kolaboratif ini, kami berupaya untuk mengubah lahan yang sebelumnya kering dan tidak produktif menjadi lahan yang lebih hijau dan bermanfaat," jelas Darmawan.
Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), terdapat sekitar 14 juta hektare lahan kritis di Indonesia. Program pengembangan ekosistem biomassa berbasis pertanian terpadu ini diharapkan dapat membantu pemanfaatan lahan tersebut.
“Kami menargetkan untuk memanfaatkan 1,7 juta hektare lahan kritis ini, yang akan berkontribusi dalam penurunan emisi sebesar 11 juta ton CO2e melalui penerapan teknologi *co-firing* biomassa,” ungkap Darmawan.
Selain itu, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas nasional dalam menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan daerah, serta mendorong ekonomi kerakyatan berbasis sirkular untuk mengurangi angka kemiskinan.
“Kami menargetkan program ini akan melibatkan sekitar 1,25 juta masyarakat dengan nilai ekonomi mencapai Rp9,5 triliun per tahun,” tutup Darmawan.
Editor : Asep Juhariyono