Meskipun begitu, Ega menegaskan bahwa ajang ini akan menjadi seleksi awal untuk menemukan atlet-atlet berbakat yang akan dipersiapkan menghadapi kompetisi yang lebih besar.
"Pada tahun 2026, kita akan menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) di Bogor. Semoga dari Kejurkab ini kita dapat menemukan atlet-atlet potensial yang bisa kita bina lebih lanjut," tambahnya.
Ketua Pelaksana Kejurkab, Yudi Dwi Brata, menjelaskan bahwa Kejurkab ini adalah bagian dari program Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Ciamis. Namun, karena keterbatasan anggaran, pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing cabang olahraga.
"Sebenarnya, kejurkab ini adalah agenda dari KONI, tapi karena dana terbatas, pelaksanaannya diserahkan ke cabang olahraga masing-masing," ungkap Yudi.
Meskipun demikian, antusiasme peserta tetap tinggi, dengan 239 karateka mendaftar untuk berkompetisi. "Banyak peserta yang awalnya berkompetisi mewakili kecamatan mereka, tetapi karena keterbatasan biaya, mereka akhirnya berangkat atas nama dojo atau tempat latihan masing-masing," jelasnya.
Kejuaraan ini mencakup berbagai kategori usia, mulai dari Pra Usia Dini (7 tahun) hingga kelas senior (20 tahun ke atas), dengan tujuan untuk membina para atlet muda untuk Porprov tahun depan. "Kami sudah mempersiapkan atlet-atlet junior yang akan kami bina lebih lanjut," tambah Yudi.
Salah satu orang tua peserta, Galih Prayoga Hendaris, yang putrinya Azzahra Rofian Naiba (7 tahun) berkompetisi dalam kategori Pra Usia Dini, mengungkapkan kebanggaannya.
"Saya awalnya hanya ingin anak saya berolahraga dan menjalani pola hidup sehat. Alhamdulillah, dia meraih juara, dan ini menjadi motivasi untuk mengikuti lebih banyak kejuaraan ke depannya," kata Galih.
Kejurkab Karate ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sebagai sarana untuk menumbuhkan semangat olahraga dan mengembangkan potensi para atlet karate di Ciamis agar dapat meraih prestasi yang lebih tinggi di masa depan.
Editor : Asep Juhariyono