Deddy menyebut, pemerintah telah mendeklarasikan Kota Tasikmalaya sebagai kota event dan melakukan berbagai event, termasuk menggandeng pengusaha wisata serta membantu pemasaran.
Meskipun kota ini tidak memiliki pantai, gunung, atau alam terbuka, upaya terobosan telah dilakukan dengan membuka tempat-tempat wisata baru, seperti Wisata Tematik (Katasik) dan offroad di tengah kota.
"Contoh offroad itu kita kolaborasi, kami di Disporabudpar dengan IMI, dengan lanud yang mempunyai kawasan membuat salah satu wisata yang unik di tengah ada offroad .
Alhamdulilah sekarang tingkat animo masyarakat, baik datang dari kota tasiks sendiri maupun dair luar sangar besar sekali," paparnya.
"Itu akan menjadi daya tarik juga atau bagaimana orang bisa datang ke Kota Tasikmalaya. Nah setelah ada kegiatan bersifat baik itu event budaya, pariwisata olaharga, kepemudaan, itu akan membuat ekosistem, misal adanya pedagang yang orang itu akan tau bahwa di Tasik itu ada unggulan," ujarnya.
Meskipun hasilnya belum optimal, kehadiran KA Eksekutif Pangandaran menjadi potensi meningkatnya kunjungan wisatawan, karena memberikan kemudahan akses dan pengenalan potensi wisata di stasiun.
"Kenapa ini menjadi salah satu potensi karena dengan kemudahan akses ini orang akan nyaman, terus kepastian waktu juga memaki kereta itu pasti. Kemudian pengenalan-pengenalan potensi wisata kita perbanyak di stasiun, atau kita kerja sama, ada buku keperiwisataan yang ditempatkan di kereta pangandaran itu sebagai potensi orang bakal turun di Kota Tasik tidak turun saja, tetapi melihat tempat-tempat yang ada ad adi buku panduan itu," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono