Atap genting tampak berlumut dan di beberapa titik terlihat bolong dan berjatuhan akibat reng penyangga terbuat dari bambu sudah pada lapuk.
Dinding bilik pun bolong-bolong, terutama di bagian pinggir akibat reng penjepitnya lapuk dan copot. Tak hanya itu lantai terbuat dari papan kayu dan bambu pun sudah lapuk dan bolong-bolong.
Nenek Amah menyebut rumah tersebut merupakan peninggalan almarhum suaminya. Semasa suami masih hidup, rumah selalu dirawat dengan baik. Termasuk diperbaiki jika ada kerusakan.
"Semasa Bapak masih ada, suka diperbaiki. Tapi sekarang dibiarkan. Siapa yang mau memperbaiki dan dari mana biayanya. Untuk makan saja seadanya," ungkap nenek yang masih jelas bicaranya itu.
Nenek Amah mengaku setiap menghadapi malam hari, selalu dihantui rumah ambruk dan menimpa dirinya bersama kedua anaknya.
"Iya takut ambruk menimpa saya dan anak. Makanya selalu selalu berdoa memohon perlindungan kepada Allah, dan memohon diberi rizki agar bisa memperbaiki rumah," ujar Nenek Amah.
Editor : Asep Juhariyono