TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Warga pelosok dua desa di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya-Garut, menyambut gembira dibangunnya jembatan gantung yang menghubungkan kedua desa tersebut.
Pembangunan jembatan gantung sepanjang 125 meter itu didanai Yayasan Baitul Maal (YBM) BRILiaN dan dibangun dengan kontruksi rangka permanen.
Jembatan gantung yang sudah mulai tahap pembangunan, berada di Kampung Campaka, Desa Campakasari, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kampung Dahu, Desa Simpang, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Sungai Cikaengan.
Ujang (45), salah seorang warga Desa Campakasari, menuturkan, sebelum dibangun jembatan gantung di lokasi tersebut, terdapat jembatan permanen. "Namun jembatan ambruk dihantam banjir bandang yang terjadi tahun 2021," ujarnya.
Sejak saat itu, warga terpaksa menggunakan rakit darurat sebagai sarana penyeberangan. Untungnya ada penawaran dari Yayasan Baitul Maal (YBM) BRILiaN untuk membangun jembatan gantung.
"Sejak jembatan ambruk, kami terpaksa menggunakan rakit bila ingin menyeberang sungai Cikaengan ke kampung Dahu untuk kegiatan ekonomi, anak sekolah bahkan berobat ke pusat kesehatan," kata Ujang.
Mewakili warga dari kedua desa, Ujang mengucapkan terima kasih kepada YBM BRILiaN yang sudah begitu peduli dengan warga pelosok hingga membangun jembatan gantung.
Sebagai bentuk apresiasi dan kegembiraan, warga di kedua perbatasan kabupaten ini secara sukarela bergotong-royong membantu proses pengerjaan jembatan.
Tak hanya membawa batu dam pasir tapi juga bahan material besi tahan karat jenis WF, dengan cara dipanggul meramai-ramai menggunakan sejumlah bambu dan tambang.
"Warga secara sukarela kerja bakti hampir setiap hari, membantu membawa bahan material, termasuk yang berat-berat seperti besi WF dan semen," ungkap Ujang.
Kepala Desa (Kades) Campakasari, Sutisna Diningrat, mengatakan, selama ini warga di kedua perbatasan mengeluhkan kondisi penyeberangan yang hanya menggunakan rakit yang berisiko terhadap keselamatan.
"Alhamdulillah, sekarang lagi dikerjakan jembatan gantung permanen oleh para relawan dari YBM BRILiaN dan juga warga. Sebelumnya jembatan hilang diterjang banjit bandang," kata Sutisna.
Dengan dibangunnya jembatan gantung, lanjut Sutisna, akan berdampak positif dan sudah tentu disambut baik warga dari kedua desa perbatasan di masing-masing kabupaten tersebut.
"Kegiatan ekonomi, pendidikan dan kesehatan akan lancar kembali. Tak usah lagi harus memutar dengan jarak tempuh yang lama dan medan jalan yang terjal," pungkas Sutisna
Editor : Asep Juhariyono