Pertanyaan selanjutnya mengapa harus melawan bangsa sendiri? Pertanyaan tersebut juga bermakna dalam, karena terkadang tanpa kita sadari kemudahan yang kita dapatkan saat ini justru membuat kita terlena dan bahkan membuat kepekaan terhadap keadaan lingkungan sekitar redup.
Makna melawan bangsa sendiri mungkin juga dapat diartikan melawan hawa nafsu diri sendiri dan melawan mereka-mereka yang dikuasai hawa nafsunya untuk mencapai apa yang diinginkan dengan segala cara, seperti menduduki sebuah jabatan atau dalam memperoleh kekuasaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani.
Jika kita memaknai kata pahlawan menurut KBBI, kata kuncinya adalah orang yang menonjol karena membela kebenaran dan pejuang yang gagah berani. Apakah yang dimaksud menonjol karena membela kebenaran dalam arti pahlawan?
Apakah makna itu dicerminkan oleh aksi para mahasiswa yang turun ke jalan yang berteriak dengan lantang dan siap pasang badan untuk membela kebenaran karena menganggap Hukum di Indonesia tumpul ke atas dan tajam ke bawah?
Sehingga mereka dapat disebut sebagai pahlawan? Ataukah para politikus yang mengatasnamakan wakil rakyat, menuntut keadilan dan kesejahteraan rakyat melalui perdebatan sengit di Televisi, juga bisa disebut pahlawan masa kini?.
Sedangkan yang dimaksud makna pejuang yang gagah berani, apakah para tokoh-tokoh yang memiliki badan gagah dan berani yang kerap kali mengkritik kebijakan pemerintah karena menilai hukum di Indonesia tumpul ke atas dan tajam ke bawah bisa disebut sebagai pahlawan masa kini? Atau mereka yang berjuang melakukan aksi nyata untuk menjaga lingkungan hidup juga bisa disebut sebagai pahlawan masa kini?.
Sebenarnya siapakah pahlawan masa kini? Apakah gelar pahlawan hanya diberikan bagi mereka yang berbuat hal-hal besar saja? Ataukah mereka yang melakukan kegiatan kecil asalkan positif dan bermanfaat bagi masyarakat seperti berjuang menyadarkan masyarakat di lingkungan sekitar untuk membuang sampah pada tempatnya sudah bisa disebut sebagai pahlawan masa kini?.
Editor : Asep Juhariyono