Ia sendiri mengaku akan beralih profesi menjadi petani, meski saat ini masih kebingungan perihal permodalannya.
"Tapi mau gimana lagi, kami di sini pendidikannya tidak tinggi, paling jadi petani. Itu pun harus cari modal dulu," ucapnya.
Perajin batu bata merah lainnya, Wahyu, mengatakan hal serupa. Ia kesulitan mendapatkan bahan baku karena tempat biasa mengambil tanahnya dibuat perumahan.
"Tapi mau gimana,nyari dari yang lain juga susah, dulu sempat ada yang nawarin di daerah Cipadung, tapi kualitas tanahnya jelek," kata Wahyu.
Ia mengaku tidak mau menggunakan bahan baku jelek karena pihaknya dari awal selalu mengutamakan kualitas.
"Jadi kami tidak mau jika kualitasnya jelek, takut konsumen kecewa," tuturnya.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun iNewsTasikmalaya.id dari DKUKMP Kota Banjar, jumlah perajin batu bata merah di wilayah ini tercatat sebanyak 408 orang.
Sedangkan untuk perajin yang ada di sentra batu bata tepatnya di wilayah lingkungan Pataruman sebanyak 48 orang.
Dari total perajin hampir mengeluhkan hal yang serupa, di mana mereka kesulitan mencari bahan baku pembuatan batu bata.
Dengan kondisi tersebut, ratusan perajin batu bata merah di Kota Banjar, Jawa Barat, terancam gulung tikar.
Editor : Asep Juhariyono