"Ada total 20 sasaran yang kami layani. Untuk anak-anak stunting, paket bantuan berisi makanan tambahan seperti biskuit dan makanan bergizi lainnya," tambah Arip.
"Bantuan ini tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga untuk keluarganya, karena hasil penelitian kami menunjukkan bahwa anak-anak stunting umumnya berasal dari keluarga dengan ekonomi rendah. Oleh karena itu, kami menyertakan tujuh bahan pokok dalam paket sembako yang kami berikan," lanjut Arip.
Dia juga menjelaskan bahwa angka stunting di wilayah kerjanya, Kecamatan Mangkubumi, pada Januari hingga Februari 2023, saat penimbangan anak mencapai angka 11 persen. Namun, pada penimbangan berikutnya pada bulan Agustus, angka stunting turun menjadi 7,6 persen.
"Kami berharap bahwa angka stunting akan terus turun hingga akhir tahun ini," ujarnya.
Arip menekankan bahwa permasalahan kesehatan dan kemiskinan harus diselesaikan melalui kerjasama semua pihak, bukan hanya tanggung jawab satu pihak saja.
"Ini adalah masalah yang harus kita tangani bersama-sama. Semoga pemerintah dan masyarakat Kota Tasikmalaya dapat bekerja sama untuk mengatasi permasalahan ini," ungkapnya.
Arif menyampaikan, kepercayaannya terhadap Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya yang sedang aktif menangani permasalahan ini melalui berbagai program, termasuk program "Janjian Berbuat Baik (Bageur)" dan program "One ASN One Stunting".
Arip berharap bahwa apa yang telah dilakukan oleh Puskesmas Mangkubumi dapat menjadi motivasi bagi semua pihak untuk membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan ini.
"Kami berharap bahwa tindakan kami dapat memotivasi dan menginspirasi semua pihak untuk ikut membantu pemerintah dalam menyelesaikan masalah ini. Kerjasama dalam mengatasi kemiskinan dan stunting sangat dibutuhkan oleh masyarakat," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono