Dosen STIKes Respati Tasikmalaya Laksanakan PKMP Atasi Stunting Lewat Pemodelan Imah Gizi di Desa Cikunir. Foto: Istimewa
Lanjut dia, salah satu pendekatan yang diterapkan adalah memanfaatkan pekarangan rumah dan lahan tokoh masyarakat sebagai sumber gizi.
Tim pendamping keluarga membimbing masyarakat dalam pemodelan imah gizi, termasuk cara memelihara ternak lele dalam ember untuk memperoleh sumber protein, serta menanam kangkung secara hidroponik sebagai sumber zat besi yang sangat dibutuhkan oleh kelompok risiko stunting.
Melalui pemodelan imah gizi, masyarakat Desa Cikunir diajarkan cara memanfaatkan pekarangan rumah mereka sebagai sumber gizi yang berkelanjutan.
"Hasil dari sumber gizi yang dihasilkan melalui kegiatan ini tidak hanya menjadi solusi untuk kelompok risiko, tetapi juga disebarkan secara langsung kepada mereka," ujar Sinta.
"Pendekatan ini menciptakan bentuk distribusi bantuan sosial yang berkelanjutan, memberikan manfaat langsung kepada kelompok yang membutuhkan," sambungnya.
Sinta menyampaikan bahwa salah satu pencapaian luar biasa dari kegiatan ini adalah penanaman kesadaran dalam masyarakat.
"Ini bukan hanya tentang memberikan bantuan sementara, tetapi juga menciptakan perubahan perilaku yang dapat menjaga kesehatan dan kesejahteraan keluarga di masa depan," ucapnya.
Dengan kerjasama yang kuat antara masyarakat dan tim pendamping keluarga, Desa Cikunir diharapkan dapat mencapai target zero new stunting. Inisiatif ini bukan hanya mengatasi masalah gizi, tetapi juga membangun fondasi yang kokoh untuk generasi mendatang.
"Semoga kesadaran yang telah ditanamkan dalam pemodelan imah gizi ini akan berlanjut, membawa perubahan positif, dan memberikan harapan baru bagi anak-anak masa depan Desa Cikunir," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono