get app
inews
Aa Read Next : Prakiraan Cuaca Tasikmalaya dan Sekitarnya, Rabu 8 Mei 2024: Pagi Hari Cerah Berawan

Kisah Rina Marlina, Atlet Para Bulutangkis Rangking 1 Dunia yang Putus Sekolah untuk Jadi ART

Kamis, 14 September 2023 | 20:09 WIB
header img
Rina Marlina (29), atlet putri para bulutangkis Indonesia rangking 1 dunia di kelas SH 6 di nomor single dan mix double. Foto: R August

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.idPrestasi yang diraih Rina Marlina (29), atlet putri para bulutangkis Indonesia merupakan pencapaian yang sangat membanggakan dan luar biasa. Rina berhasil menjadi atlet Rangking satu dunia di kelas SH 6 dalam nomor single dan mix double. 

Langkahnya menuju Paralympik Paris 2024 tampak semakin mulus. Prestasi terbaru atlet kelahiran Tasikmalaya, 3 November 1993 itu adalah meraih medali emas di ajang FOX'S Indonesia Para Badminton International 2023 dalam kelas single SH 6 dan medali perunggu dalam kelas mix double SH 6.

Turnamen tersebut bagi Rina hanya menjadi turnamen pemanasan sebelum menghadapi tantangan yang lebih besar di Asian Para Games (AiPG) di Huanzou, China pada Oktober 2023. Rina memiliki target utama yaitu meraih medali emas di AiPG dan Paralympik Paris 2024.

“Mudah-mudahan masih bisa meraih medali emas di Asia seperti saat main di ASEAN Para Games (APG),” katanya saat diwawancarai pada Selasa (12/9).

Rina mulai mengenal bulutangkis sejak kelas 3 SD. Di kampung halamannya Sukasirna, Kelurahan Ciakar, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, dia sering diminta menjadi wasit karena rumahnya dekat dengan gor bulutangkis. Dari situ Rina mulai mengasah skill bulutangkisnya.

Meskipun tidak memiliki biaya untuk membeli raket dan kelengkapan bulu tangkis lainnya, Rina tidak menyerah dan tetap bermain dengan meminjam peralatan dari para member GOR saat mereka beristirahat.

“Awalnya saya di kampung ada gor terus di situ, saya sering wasitin buat uang jajan. Kan lumayan, dibayarnya 2 ribu sekali main. Orang lagi berhenti saya nyobain itu,” ujarnya.

Meskipun tidak memiliki raket bulu tangkis, Rina tidak menyerah dan menggunakan raket dari kaleng cat bekas atau piring bekas untuk melanjutkan latihan bulu tangkisnya di rumah. Mulai dari situ, ia kemudian bermimpi bisa bermain bulutangkis di hadapan orang banyak.

Meskipun memiliki minat dan bakat dalam bulu tangkis sejak usia dini, Rina tidak langsung masuk dalam jalur atlet bulu tangkis saat remaja. Sebaliknya, ia memilih untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) selama 3 tahun dan bahkan menjadi tukang ojek untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Rina bahkan harus mengorbankan bangku sekolah agar dapat mengumpulkan uang yang cukup untuk hidup.

“Alhamdulillah seiring berjalannya waktu saya nabung mamah nabung dan akhirnya dibeliin raket dan gabunglah sama ibu-ibu. Dari kampung ke kampung,” ungkapnya.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Berita iNews Tasikmalaya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut