TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Kekurangan fisik ternyata bisa menjadi berkah kehidupan. Asal mau bekerja keras kehidupan lebih baik ada di depan mata.
Itulah yang dialami Rina Marlina, atlet para bulutangkis yang saat ini menduduki peringkat satu dunia di kelas SH 6 di nomor single dan mix double.
Sukses karir di para bulutangkis, membuat Rina sangat bersyukur karena bisa mengajak Aminah (55), ibu kandungnya, serta seorang uwaknya pergi umroh, Januari 2023 lalu.
Tak hanya itu, Rina pun membangun rumah permanen untuk sang ibu di kampung halamannya di Kampung Sukasirna, Kelurahan Ciakar, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya.
Aminah (55), ibu kandung Rina, mengaku tak menyangka, anaknya dulu dulu kerap jadi bahan cemoohan kini bisa berprestasi, mengharumkan nama bangsa.
"Saya tak menyangka nasib Rina bisa mengangkat harkat keluarga. Tidak ada dalam fikiran saya sebelumnya bisa pergi ke Tanah Suci menjalankan ibadah umroh. Ini berkat Rina," turur Aminah berurai air mata, saat ditemui di rumahnya, Jumat (15/09/23).
Aminah menceritakan bahwa Rina datang dari keluarga sederhana. "Rina itu datang dari keluarga pas-pasan. Sewaktu hidup, ayahnya hanya tukang becak dan saya sendiri jualan cilok," kata Aminah.
Dedi, ayah Rina, meninggal dunia sewaktu Rina kelas III SD. Meninggalnya tulang punggung keluarga, membuat kondisi ekonomi semakin morat-marit.
"Tapi saya bersyukur dari jualan cilok di sekolahnya Rina, saya dan Rina tidak sampai kelaparan," ujar Aminah.
Ia mengungkapkan, bakat Rina di bulutangkis mulai terlihat saat Rina duduk di kelas III SD, karena di dekat rumah ada GOR bulutangkis.
"Rina suka ikut-ikutan main dengan meminjam raket dari ibu-ibu. Rina memang tak minderan dan bahkan bisa menempatkan diri dengan baik," ujar Aminah.
Belakangan Rina suka disuruh jadi wasit dengan bayaran Rp 2.000 dalam satu set permainan. "Uangnya suka dikasihkan ke saya. Nih Mah buat Mamah. Pulang dari GOR suka bawa uang Rp 10.000," kata Aminah dengan nada haru.
Kecintaannya terhadap bulutangkis tak bikin Rina patah arang karena tak memiliki raket. Ia menggunakan piring seng untuk berlatih. Sementara kok merupakan bekas pakai yang diambilnya dari GOR.
"Latihannya cukup dengan memantul-mantulkan raket ke tembok. Kemudian diganti dengan tutup cat kemasan 5 kg terbuat dari plastik agar tak berisik," kenang Aminah.
Lulus SD, Rina tak bisa meneruskan sekolah karena terkait masalah biaya. Ia pun rela menjadi asisten rumah tangga (ART) demi membantu ibunya.
Beranjak dewasa, ia nekat menjalani profesi sebagai supir ojek untuk menopang hidup keluarga. "Kegiatan hobi bulutangkis pun sempat terhenti beberapa tahun," kata Aminah.
Rin mulai aktif lagi setelah memiliki raket sendiri dan suka bergabung dengan ibu-ibu menggelar pertandingan bulutangkis dari kampung ke kampung.
Karir bulutangkis Rina mulai bersinar, saat awal tahun 2018, ia mengikuti sebuah turnamen tingkat provinsi di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya.
Seusai turnamen, Ketua NPC Jabar saat itu tertarik dengan kemampuan bulu tangkis Rina dan menawarinya untuk bergabung menjadi atlet profesional.
Hanya dalam waktu 2 bulan setelah bergabung dengan NPC Jabar, Rina berhasil menyabet medali emas saat tampil di Pekan Paralimpik Daerah (Peparda) di Bogor, Jawa Barat.
Tak hanya itu, Rina juga mendapatkan panggilan untuk mengikuti pelatnas Asian Para Games (AiPG) di China pada tahun 2018. Di sana, ia berhasil meraih medali perak dan perunggu dalam nomor single SH 6.
Karir Rina terus moncer dengan menyumbangkan medali emas dalam berbagai kompetisi.
Salah satunya saat tampil di ajang ASEAN Para Games (APG) di Solo pada tahun 2022, di mana ia berhasil meraih dua medali emas. Hingga pada tahun 2023, Rina pun dinobatkan sebagai atlet para bulutangkis peringkat satu dunia.
Ada kisah menyentuh saat Rina mengikuti turnamen di Solo. Rina cerita kepada Aminah, saat mengikuti turnamen di Solo ia melihat seorang tukang becak tengah duduk di becaknya sendirian.
"Rina mengaku teringat sama almarhum ayahnya yang sama-sama tukang becak, dan spontan menghampirinya. Saat ditanya ternyata belum narik, Rina langsung memberi beberapa uang lembaran sepuluh ribu," ujar Aminah.
Rina saat ini tengah mempersiapkan diri mengikuti Asian Para Games (AiPG) di Huanzou, China, Oktober 2023. Rina memiliki target meraih medali emas. Turnamen ini bagi Rina merupakan pemanasan untuk menuju Paralympik Paris 2024 yang juga menargetkan raihan medali emas.
"Saya memohon doa dari warga Kota Tasikmalaya khususnya dan masyarakat di tanah air umumnya, demi kesuksesan Rina. Dan yang paling penting adalah memohon doa keselamatan dan kesehatan baginya," kata Aminah.
Editor : Asep Juhariyono