BANJAR, iNewsTasikmalaya.id – Perayaan adat Hajat Bumi yang diselenggarakan oleh Kawargian Pulo Majeti di Kampung Siluman, Pulo Majeti, Kelurahan Purwaharja, Kota Banjar, berlangsung meriah, Minggu (23/7/2023).
Suara gamelan dan angklung mengiringi tari-tarian serta aksi teaterikal dalam pagelaran musik drama bertajuk ‘Sarakan Mangsa’. Pagelaran musik drama ini merupakan bagian dari rangkaian besar perayaan adat Hajat Bumi yang berlangsung selama 3 hari, mulai dari Minggu (23/7/2023) hingga Selasa (25/7/2023).
Pagerlan musik drama ‘Sarakan Mangsa’ merupakan pertunjukan kolaborasi antara Gamelan Kontemporer Ki Pamanah Rasa dari Sakola Motékar dengan Kelompok Angklung Silih Asih dari Masyarakat Tionghoa Peduli Ciamis dan Banjar.
Alunan musik drama ini tidak hanya menawarkan refleksi yang mendalam tentang peziarahan hidup manusia, penampilan kolaborasi lintas-etnis ini juga memberikan pemandangan yang sangat indah tentang perbedaan dan keberagaman Indonesia.
Kang Ebel, pemimpin kelompok Gamelan Kontemporer Ki Pamanah Rasa mengatakan, para pemain gamelan yang notabene orang-orang Sunda dan para pemain angklung yang notabene etnis Tionghoa, dipadukan dalam satu harmoni pertunjukkan musik yang indah.
“Ini memberi gambaran nyata kepada seluruh rakyat Indonesia, bahwa perbedaan itu dapat menghasilkan sesuatu yang baik dan positif,” kata Kang Ebel.
Sementara itu, dirigen atau kondukor Kelompok Angklung Silih Asih, Yani, menuturkan, dirinya sangat senang bisa ikut andil dalam kegiatan adat Hajat Bumi.
“Kami sangat senang bisa tampil dalam kegiatan Hajat Bumi ini. Apalagi dalam satu pertunjukkan kolaborasi lintas-etnis. Ini adalah kesempatan berharga untuk menebar semangat persaudaraan dalam keberagaman. Inilah Indonesia yang sesungguhnya,” ucap Yani.
Pertunjukan musik drama ‘Sarakan Mangsa’ yang berlangsung sekitar satu jam ini dilanjutkan dengan kegiatan sarasehan dan diskusi antar etnis, golongan, dan diakhiri dengan doa bersama lintas iman.
Editor : Asep Juhariyono