Selain itu, dikatakan In In, kegiatan ini pun sebagai upaya agar generasi muda Islam tak malu untuk selalu membawa Alquran kemanapun mereka pergi. Terlebih pada bulan Ramadhan ini untuk melakukan berbagai kegiatan yang positif yang mana itu akan menambah pahala di bulan Ramadhan.
"Sekarang kan anak-anak muda baca Alquran di ponsel. Ini kan sangat beda dengan kalau kita membaca langsung pada kitab suci Alquran. Sehingga, Alquran ini sudah menjadi identitas umat muslim dan pada generasi muda supaya tak malu kita bawa Alquran. Jangan malu," tambah In In.
"Mereka seluruhnya sangat antusias. Memang sebelumnya ada yang protes, Pak pakai ponsel saja baca Alqurannya. Tapi saya jelaskan maknanya beda saat kita membawa kitab suci langsung dan membacanya langsung. Kita zaman dulu mana ada Aluran di ponsel. Ini lebih ke pendidikan etika para pelajar juga," sambungnya
Sementara itu, salah seorang siswa, Farah (17), mengaku sangat bahagia karena bisa tadarus bersama di kawasan pedestrian yang masih sepi dan tak terlalu padat pengunjung karena waktunya masih relatif pagi.
Lanjut dia, mengaji di tempat umum seperti ini terlebih ada rasa perbedaannya ketika membaca di kitab langsung dengan membaca ayat -ayat di ponsel.
"Beda pak, ada makna tersendiri yang tak bisa diungkapkan hanya sekadar oleh kata-kata. Kalau langsung baca kitab itu lebih sejuk dan bermakna aja, beda dengan baca Alquran di ponsel," bebernya.
Editor : Asep Juhariyono